Umat Katolik Keuskupan Agung Semarang bahagia bisa ikut serta mendukung ibadah puasa Bulan Ramadhan. Hal ini ditunjukkan dengan kesediaan menjadi tuan rumah untuk acara Sahur Bersama Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid di Gereja St Yusup Gedangan Semarang pada 18 Mei 2019 dinihari hingga subuh. Acara sahur berlangsung meriah dihadiri 1100 peserta terdiri dari warga masyarakat 3 kelurahan di sekitar Gereja St Yusup Gedangan, masyarakat Tambakrejo, mahasiswa PMII, Gusdurian, Ansor, Banser dan masyarakat lintas agama kota Semarang. Ibu Shinta menceritakan, “kegiatan sahur keliling ini telah saya lakukan selama 20 tahun semenjak Gus Dur menjadi Presiden RI ke- 4.” Dalam Tausiah kebangsaan, Ibu Shinta mengajak peserta sahur untuk menjaga persatuan dan kesatuan sebagai anak Bangsa Indonesia. Ia menyatakan, “Sebagai saudara sebangsa hendaknya kita saling menghormati, menyayangi, tidak boleh memfitnah, menyebarkan berita bohong atau hoax dan jangan menghasut kearah tindakan negatif.”

Rm Yohanes Rasul Edi Purwanto Pr Vikaris Jenderal atau wakil Uskup Agung Semarang menyambut gembira kedatangan Ibu Shinta dan boleh sahur bersama. Rm Edi menyatakan, “Ibu Shinta adalah sosok pemersatu. Ibu adalah simbol persaudaraan sejati”. Rm Edi juga menginformasikan bahwa Gereja St Yusup Gedangan ini memiliki andil besar dalam perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gereja Gedangan menjadi tempat tinggal Mgr Sugiyopranata SJ. Sebagai Uskup beliau ikut pindah ke Jogjakarta ketika Ibukota RI berpindah ke Jogja. Mgr Sugiyopranata SJ juga memerintahkan pengibaran bendara Merah Putih tepat setelah Presiden Sukarno memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karenanya, tepatlah pemilihan Gereja St Yusup Gedangan sebagai tempat sahur bersama dan tausiah kebangsaan”. Melalui acara ini, kita membangun Keindonesiaan”, tegas Rm Edi. Sementara itu, Rm Eduardus Didik Chahyono SJ selaku ketua komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang mengungkapkan, “Kami bersyukur acara sahur bersama Ibu Shinta dan tausiah kebangsaan ini dapat berjalan dengan aman, lancar dan menggembirakan. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat mendukung acara sahur ini antara lain komunitas Persaudaaraan Lintas Agama (PELITA) Kota Semarang, Gusdurian, Ansor, Banser, kepolisian Republik Indonesia dan teristimewa pada para rama, umat dan pengurus Paroki St Yusup Gedangan, para donatur serta banyak pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu”. Tentunya acara ini dapat menjadi penguat bahwa masyarakat pasca pemilu dapat hidup dalam suasana rukun dan dapat bekerja sama dengan baik. “Kembali bersama kita membangun negeri ini”, ajak Rm Didik SJ