Jumat-sabtu (31 Maret-1 Aprik 2023), SMP 15 Yogyakarta mengadakan retret iman bagi siswa-siswi Kristen dan Katolik. Rekoleksi diadakan di Wisma pertapaan Rm. Mangunwijaya. Peserta yang berjumlah 97 murid ini merupakan gabungan dari kelas 7, 8 dan 9. Kegiatan retret dipandu dari tim Youth Spirituality Center dan didampingi 6 guru dari SMP 15 Yogyakarta.
Kegiatan retret ini bertujuan untuk memberikan wadah positif bagi pada siswa-siswi kristen dan katolik untuk mengembangkan iman mereka. Kegiatan ini menjadi upaya sekolah untuk meminimalisir tindakan-tindakan yang kurang baik seusia mereka. Wadah positif ini memberi kesempatan bagi siswa-siswi untuk siap menghadapi kehidupan dengan aneka pilihan-pilihan yang menyertainya. Lebih-lebih bagi kelas sembilan, kegiatan ini menjadi kesempatan untuk menggali motivasi belajar lebih dalam, merenungkan sejauh mana dirinya melangkah. Selain itu, retret menjadi kesempatan bagi siswa-siswi untuk menarik diri dari rutinitas keseharian; tugas di sekolah maupun tanggung jawab di keluarga dan hadir secara personal menemukan Tuhan lewat aneka kegiatan retret.
Tujuan ini diupayakan dengan sungguh-sungguh oleh para siswa. Mereka berjualan makanan dan berkolekte agar bisa melaksanakan kegiatan retret ini. Upaya-upaya ini patut disyukuri karena di tengah keterbatasan mereka di sekolah negeri, siswa-siswi mempunyai semangat untuk melaksanakan kegiatan retret ini. Mereka bisa membangun sukacita dan kegembiraan bersama dengan Tuhan, para guru pendamping, teman-teman dan diri sendiri. Kegiatan ini akan terus dilaksanakan setiap tahun agar siswa-siswi ini tidak merasa jenuh dan bisa menarik diri dari tugas dan tanggung jawab keseharian.
Selama retret, siswa-siswi ini diajak untuk mengenal diri sendiri. Mereka menyadari sebagai pribadi yang berharga yang mempunyai talenta, bakat dan kemampuan yang bisa dikembangkan. Sesi dua, mereka diajak untuk merenungkan relasi diantara dirinya sendiri, Tuhan dan sesama. Pada sesi akhir, para pendamping menyadarkan bahwa peran dan keberadaan dirinya tentu tidak lepas dari orang tua dan bapak ibu guru. Motivasi dan dukungan orang tua berperan penting bagi perjalanan mereka selama ini. Dengan suasana ceria, para siswa semakin didekatkan dengan teman-teman mereka lewat kegiatan outbond activity. Pada kesempatan kali ini, satu sama lain didorong untuk bisa saling bekerjasama, menguatkan dan mendukung sebagai sesama iman akan Yesus Kristus.
Retret ditutup dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Kristoforus Rhesa Alem Pramudita, Pr bagi siswa-siswi yang beragama katolik dan kebaktian bagi yang beragama Kristen. Dalam homilinya Rm. Rhesa berpesan kepada para siswa-siswi untuk setia menjadi orang katolik yang baik. Keberadaan siswa siswi ini di sekolah negeri menjadi tantangan bagi kita untuk menjadi contoh anak katolik yang baik. Anak katolik yang baik tidak menghalalkan segala cara untuk mensukseskan ujian terlebih bagi kelas 9. Itulah bukti kejujuran hati dan pikiran teman teman untuk memahami sesuatu sebagai peserta dirik. Di tengah kesetiaan untuk menjadi orang baik, Romo juga mengajak untuk membangun perkumpulan rutin bagi para pelajar, supaya bisa saling menguatkan iman dari komunitas kecil. Nyala api komunitas kecil itu belum padam, terus menyala untuk menerangi perjalanan iman bagi sesama. (YKA)