“Reborn and Growing!” adalah tema yang diangkat oleh SMK Marsudirini Santo Fransiskus pada retret yang diselenggarakan pada hari Jumat dan Sabtu, 27 – 28 Januari 2023 di Gedung Bina Iman Gedangan. Retret yang diikuti 42 siswa dari kelas XII ini mengundang Komisi Pendidikan (Komdik) Kevikepan Semarang untuk mendampingi kegiatan mereka. Romo Johanes Wegig Hari Nugroho, Pr bersama tim; Fransiska Ayuningtyas dan Agnes Wilis mendampingi dinamika bersama para siswa dan guru.
Jumat, 27 Januari, sesi pertama diisi oleh Bapak Heribertus Suncoko seorang pesiunan Bimas Katolik Jawa Tengah yang membahas mengenai syukur atas kelahiran kita di dunia. Pada sesi kedua Romo Wegig mengajak para siswa berefleksi tentang keunikan diri serta membangun kesadaran baru untuk mau terus belajar menjadi pribadi yang terbaik dengan memutar sebuah film berjudul Dream Team.
Sabtu, 28 Januari, setelah kegiatan jalan pagi dan sarapan bersama, para siswa berkumpul di aula untuk bermain bersama Tim Komdik. Mereka dibagi menjadi enam kelompok dan melakukan beberapa tantangan permainan, ada menulis dengan tali rafia, mengumpulkan kopi, dan merancang busana dari koran. Pada permainan pertama, para siswa diajak untuk menuliskan hal yang mereka syukuri di dunia ini sebagai motivasi dan semangat mereka dalam meraih cita-cita. Mereka juga belajar bekerjasama dengan teman-temannya agar bisa menuliskannya dengan baik. Pada permainan mencari kopi dengan mata tertutup, para siswa diajak untuk kompak dalam menggapai cita-cita bersama, saling membantu, dan saling percaya, karena setiap anggota kelompok memiliki peran yang penting untuk mencapai keberhasilan. Pada permainan ketiga, para siswa diajak merefleksikan sifat baik yang ingin dimiliki sebagai pribadi yang baru yang dikreasikan dalam busana koran. Di sini mereka mengasah kreatifitas, rasa percaya diri, serta menampilkan versi terbaik dirinya, sesuai tema “Reborn and Growing”.
Rangkaian kegiatan retret ditutup dengan refleksi pribadi tentang meninggalkan sifat yang lama dan membangun pribadi yang baru. Mereka menuliskan sifat-sifat di masa lalu yang ingin diubah pada secarik kertas, dan harapan yang ingin dicapai pada kertas yang lain. Semua penyesalan dan ujub pribadi itu dipersembahkan dalam misa penutup yang dipimpin oleh Romo Wegig. Satu per satu siswa maju ke depan mempersembahkan niatnya dengan pembakaran kertas di depan altar.
Suster, Bapak, Ibu Guru SMK Marsudirini Santo Fransiskus dan Tim Komdik Kevikepan Semarang berharap agar retret ini dapat menumbuhkan rasa syukur pada diri para siswa akan kehidupan, keluarga, dan sekolahnya, sehingga mereka bersemangat dalam menyongsong ujian akhir sekolah serta masa depan mereka. (awp)