SELASA Prapaska 4
“Yesus berkata kepadanya:”Bangunlah, angkatlah lammu dan berjalanlah” (Yoh 5:8)
Hari ini, kita kembali diajak merenungkan kisah mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus, yaitu terhadap seorang yang lumpuh dan selama 38 tahun memohon rahmat kesembuhan di tepi kolam Bethesda. Perjumpaan dengan Yesus pada akhirnya menggerakkan hatiNya untuk menyembuhkannya. Dalam hal ini, peristiwa sakit menjadi sarana untuk mengalami perjumpaan dan rahmat dari Tuhan. Persoalannya adalah banyak dari kita merasa bahwa rahmat Tuhan hanya terjadi dalam kotak saat kita sehat, berhasil, dan dalam peristiwa-peristiwa lain yang menyenangkan bagi kita. Namun demikian, seringkali justru pada saat kita sehat, gembira dan berhasil, kita lupa pada Tuhan. Dan sebaliknya, saat kita sungguh terpuruk, sakit, gagal, kita baru ingat dan berseru memohon kepada Tuhan.
Dari kutipan sabda hari ini, kita dapat merenungkan apakah selama ini kita juga tidak sadar telah sekian lama mengalami kelumpuhan rohani sedemikian hingga sulit menemukan dan bersyukur bahwa Tuhan sungguh hadir menyertai, dan berkarya dalam perjalanan hidup kita. Sejauh manakah perjumpaan dengan Tuhan telah kita alami? Mungkin bukan kita yang mencari dan menemukan Tuhan, tetapi membuka diri agar Tuhan sendirilah yang mencari dan menemukan kita.