Paguyuban Ketahanan Pangan Kevikepan DIY, menindak lanjuti dengan berkunjung ke Joglo Wongso Yudho di Dusun Grigak, Desa Giripurwo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Kunjungan yang berlangsung Rabu, 29 Juli 2020 itu disambut Ambar Yani (tuan rumah), Kepala Dusun Grigak Antok, dan Ketua KKI DIY Shinta Wahyu.
Keluarga sebagai subyek
Vikep DIY Romo Andrianus Maradiyo Pr menyampaikan, bahwa antara Paguyuban Ketahanan Pangan Kevikepan DIY dan Komunitas Kebaya Indonesia, mempunyai kemiripan dalam visi dan misi. Dua-duanya sama-sama menempatkan keluarga sebagai subyek yang harus mendapat sapaan.
“KKI lebih pada upaya nguri-nguri dan ngurip-urip budaya. Dan paguyuban, lebih pada upaya mendampingi keluarga-keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan,” tutur Romo Dio, panggilan akrab Vikep DIY.
Gerakan Ketahanan Pangan di Kevikepan DIY, menurut Romo Dio, merupakan tanggapan atas seruan Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko. “Dampak wabah covid 19 itu luar biasa. Tidak hanya melumpuhkan tataran sosial tapi juga ekonomi . Semua lapisan kena dampak. Bapak uskup menyerukan supaya masing-masing kevikepan membuat gerakan,” tutur Romo Dio.
Kevikepan DIY mewujudkan seruan Mgr Rubi itu dengan membagi bibit-bibit sumber pangan. Telah dibagikan ke umat melalui paroki masing-masing bibit 150 ribu batang bibit singkong, 180 ribu bibit ikan lele, dan 140 ribu bibit aneka sayuran. Ke depan telah disiapkan untuk membagi bibit pepaya California.
“Bibit singkong juga diterimakan ke Pondok Pesantren Sabilulhuda di Pakem,” tambah Romo Dio.
PKPK DIY DAN KKI DI JOGLO WONGSO YUDHO GIRIPURWO
Pengurus PKPK DIY mengunjungi Dusun Grigak, Desa Giripurwo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Rabu 29 Juli 2020. Kjungan ini sebagai tindak lanjut kunjungan KKI ke Kebun OP, dalam rangka pemberdayaan masyarakat dalam bidang ketahanan pangan.
Foto: Dokumen PKPK DIY
Kehadiran paguyuban di Dusun Grigak ini, menurut Romo Dio, sebenarnya hendak survei. Paguyuban mau melihat apa yang bisa dikembangkan untuk masyarakat di tempat ini.
“Semangat kami adalah paseduluran. Paseduluran jangan sampai menjadi luntur karena tersekat berbagai hal, misalnya soal agamamu opo, sukumu apa. Paseduluran insani sungguh-sungguh disatukan oleh martabat yang sama sebagai manusia.”
Romo Dio juga menyampaikan, bahwa ke depan, paguyuban juga memperhatikan masalah ekologi. Paguyuban membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap linkungan hidup. “Alam dan manusia itu bersahabat. Kalau alam tidak bersahabat dengan manusia, itu karena manusia yang lebih dulu tidak bersahabat dengan alam,” tegas Romo Dio.
Oleh karena itu, paguyuban akan mengkampanyekan dan menanam pohon indigovera dan pohon gayam sebagai penghasil air.
Vikep DIY secara khusus mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Kepala Dusun Nglengkong Antok, juga sambutan tuan rumah Ambar Yani. “Kita atasi bersama-sama dalam situasi Covid 19 ini. Kita mau ambil bagian membantu mengatasi persoalan yang pelik ini. Bantuan ini sedikit meringankan beban keluarga dalam situasi yang tidak mudah ini.”
Kondisi dusun
Menurut Kepala Dusun Grigak Antok,di dusunnya ada dua kawasan yang berbeda. Satu kawasan tersedia cukup air, dan kawasan lain tidak ada air. Apalagi pada musim kemarau.
Antok menjelaskan, warga dusun sebagian besar bekerja sebagai buruh tani. Beberapa warga telah membudidaya ikan lele, walau masih apa adanya. Warga juga pernah mendapat bantuan bibit sayuran berupa terong dan cabe atas bantuan dari Kelompok Wanita Tani setempat.
Antok meminta kepada paguyuban untuk bisa melakukan sesuatu kepada warga Dusun Grigak.
Ambar Yani dari KKI mendukung paguyuban jika akan membuat program pemberdayaan di Dusun Grigak. Ia pun mengijinkan jika tempat tinggalnya dipakai sebagai tempat berkumpul warga.
Ketua PKPK DIY Elis Setyaningsih menanggapi permintaan Kepala Dusun Grigak dan dukungan Ambar Yani. Paguyuban akan memberi penyuluhan dan pelatihan mengenai budidaya ikan lele. Elis juga mengajak warga untuk menanam pohon yang bisa menyimpan air, seperti pohon Gayam.
Sedangkan Litbang PKPK DIY Romo Ferdinandus Effendi Kusuma Sunur SJ berpesan, dalam budidaya apapun para petani harus titen. “Kita diharapkan menjadi orang titen alias peka terhadap apapun, terutama dikala memelihara ternak dan melakukan budidaya.”
sumber : https://thetungkem.com/