Tim Peduli Pendidikan Kevikepan se KAS setiap 3 bulan sekali mengadakan pertemuan rutin 3 bulan sekali dan tempat pertemuannya bergiliran antar kevikepan.

Pada hari Rabu, 7 September 2016 yang mendapat giliran menjadi tuan rumah adalah Kevikepan Kedu.  Untuk membuat vareasi maka dipilihlah SD Kanisius Prontakan di Dusun Braman Paroki Sumber sebagai tempat pertemuan pada hari itu.  
Meskipun tempatnya jauh di bawah kaki Gunung Merapi yang kurang lebih 15 kilometer dari Kota Muntilan, namun para anggota tim TPP dari Kevikepan Surakarta dan Semarang tak surut semangatnya untuk menuju tempat itu. 

Pertemuan dipimpin oleh Rama Yuyun Pr sebagai Koordinator TPP se KAS sekaligus sebagai Ketua Komisi Pendidikan KAS.  Acara pertemuannya adalah sharing laporan kegiatan TPP masing-masing kevikepan. 

Sharing dari Kevikepan Kedu disampaikan oleh Suster Rosari AK sebagai Kepala Sekolah SD Kanisius Prontakan untuk bercerita panjang lebar mengenai seluk beluk Sekolah ini. Cerita mulai dari situasi sekolah yang muridnya total tidak lebih dari 70 anak yang mayoritas adalah anak beragama katolik, gurunya ada 6 orang yang honornya hanya 50% dari UMK dan ada relawan pendamping Sekolah Sawah yang tanpa honor. 

Sekolah ini semula adalah milik Yayasan Kanisius namun telah dilepas dan sekarang baru berusaha bergabung ke Yayasan Bernardus. Gedung Sekolah direhap pada tahun 2010 setelah ada erupsi Merapi dan menjadi seperti sekarang ini berkat bantuan Tim Peduli Pendidikan yang mendapat donator dari Arkansas. 
Yang menjadi pembeda Sekolah ini dengan sekolah lain adalah dengan adanya SEKOLAH SAWAH. Setiap hari bergantian antar kelas untuk belajar pertanian, peternakan, perikanan di sawah yang jaraknya sekitar 1 km dari sekolah yakni di dusun Gemer. Sekolah sawah terjadi dari jam 7 sd 10, kemudian istirahat makan siang yang dibawa dari rumah dan setelah itu dilanjut dengan sekolah formal yang bertempat di gubug sawah. 

Tujuan dari sekolah sawah adalah untuk membentuk karakter anak agar sadar sebagai anak petani dan sadar akan kemampuan orang tua sehingga berkuranglah pengaruh konsumeris, hedonism, instan yang ada dikebanyakan anak jaman kini. 

Meskipun sekolah sawah ini cara pengelolaannya masih sederhana, namun sering dipakai untuk tempat live in dari berbagai pihak. Yang pernah live in disini seperti para peserta pertemuan petani se Asia, para frater UVO, peserta pernas HPS tahun 2015 dan masih banyak yang lain.
Pertemuan TPP se KAS ditutup pkl 13.00 dengan makan siang sederhana ala desa, seperti bobor jipang dan daunnya, tempe garit dsb yang membuat lahap para peserta rapat.