PERTEMUAN III
TERLIBAT MEMBANGUN KELUARGA DAN KOMUNITAS
YANG MENYEMBUHKAN DAN MENEGUHKAN
Sasaran Pertemuan
Melalui pertemuan ini, seluruh umat diajak untuk menyadari perutusan mewartakan belas kasih Allah dan menjadi perpanjangan tanganNya untuk menyampaikan berkat: menjadi penyembuh bagi yang sakit, penghibur bagi yang bersusah hati, penolong bagi yang menderita, dan meneguhkan bagi yang lemah. Dalam perutusan ini, umat diajak secara konkret untuk membangun keterbukaan satu sama lain, bertutur kata dan bersikap baik dan tulus, membiasakan diri membawa damai bagi yang lain, mengampuni dan merengkuh kerapuhan orang lain, dsb.
Lagu Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U : Amin
P : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus, beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Bapak-ibu dan saudara-saudari yang terkasih,
Dalam pertemuan kali ini, kita akan merenungkan rahmat keselamatan Tuhan yang hadir di dalam keluarga dan komunitas kita. Keluarga atau komunitas merupakan tempat di mana kita dapat mengalami perjumpaan dengan sesama dalam ikatan kasih, menemukan wajah kerahiman Allah yang menyapa kita melalui orang-orang terdekat di sekitar kita. Meskipun demikian, tidak selalu mudah bagi kita untuk melihat bagaimana Allah yang hadir di tengah keluarga dan komunitas kita. Terkadang kita dibutakan dengan berbagai macam kepentingan, keinginan, dan kesenangan yang ternyata tidak menuntun kita untuk berjumpa dengan Allah. Sehingga karena keegoisan kitalah, keluarga dan komunitas kita menjadi tercerai berai dan kita sulit untuk mengalami kasih Allah yang menyelamatkan yang hadir di dalam keluarga dan komunitas kita. Padahal sejatinya keluarga maupun komunitas adalah tempat yang paling penting di mana kasih Allah yang menyelamatkan hadir begitu dekat dengan diri kita. Karena itulah mari kita bersama-sama kembali melihat, mensyukuri dan menghidupi rahmat kasih Allah yang menyelamatkan yang selalu hadir di dalam keluarga dan komunitas kita.
Seruan Tobat
P : Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah sumber keselamatan sejati yang datang dari Allah.
Tuhan, kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
P : Engkau menguatkan kami dan melindungi kami terhadap yang jahat.
Kristus, kasihanilah kami.
U : Kristus, kasihanilah kami.
P : Engkau selalu menuntun kami kembali ketika kami jatuh dan tersesat.
Tuhan, kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Doa Pembuka
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Allah yang penuh belaskasih, kami mengucap syukur atas kasih karunia yang selalu Engkau berikan di sepanjang hidup kami. Bimbinglah kami, supaya kami mampu untuk semakin setia dan mencintai keluarga dan komunitas kami. Karena kami percaya bahwa melalui keluarga dan komunitas ini Engkau sendiri berkenan hadir untuk memberkati dan menyelamatkan kami umat-Mu. Bukalah diri kami sehingga di dalam kesempatan ini kami mampu untuk saling berbagi dan meneguhkan, serta menuntun kami semua untuk semakin menyadari dan mengalami karya keselamatan-Mu yang senantiasa hadir melalui orang-orang terdekat yang ada di sekitar kami. Demi Yesus Kristus, PutraMu, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan Kitab Suci
Pemandu dapat membacakan atau menunjuk salah satu umat yang hadir atau mengajak umat untuk bergiliran membacakan perikop Kitab Suci berikut.
Inilah Injil suci menurut santo Lukas (Luk. 15:11-32)
Pada suatu hari, Yesus menyampaikan perumpaan ini, “”Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus
Pendalaman Katekese
Dalam kesempatan ini, Pemandu menyampaikan beberapa gagasan pokok permenungan yang digali dari Kitab Suci yang baru saja dibacakan.
• Kekayaan yang diminta si anak bungsu merupakan bagian dari kekayaan keluarganya. Tentu saja meminta bagian atas harta kekayaan keluarga adalah hal yang wajar. Akan tetapi apa yang dilakukan si anak bungsu ini bukanlah hal yang tepat. Mengapa demikian? Pertama, keluarga tersebut masih memiliki kepala keluarga, yakni bapa dari kedua anak tersebut yang bahkan masih sanggup untuk mendampingi dan memimpin keluarga tersebut. Kedua, harta kekayaan yang didapatkan oleh si anak bungsu tersebut hanya dihabiskan untuk berfoya-foya saja. Ketiga, Berbicara soal kekayaan, tentunya tidak hanya dimaksudkan pada kekayaan materi saja, akan tetapi juga berkaitan dengan kekayaan nilai. Mari kita lihat kembali perikop di atas. Kekayaan yang dimiliki dalam keluarga tersebut tidak hanya sebatas kekayaan materi saja, akan tetapi juga terdapat banyak kekayaan nilai yang diberikan dalam keluarga. Pandangan si anak bungsu hanya tertuju pada materi yang dimiki oleh keluarganya, padahal kekayaan lain yang nilainya lebih besar dari itu semua kita ketahui bersama terdapat pada teladan bapanya. Oleh karena keegoisannya hubungan di dalam keluarga tersebut menjadi rusak. Akan tetapi pribadi bapa sungguh menjadi teladan kasih yang begitu besar dan nyata. Pribadi bapa sungguh mewujudnyatakan kasih Allah yang mampu menyelamatkan seluruh umat-Nya.
Sharing
(Pemandu dapat membimbing umat untuk merefleksikan pengalaman mereka. Kemudian dilanjutkan dengan sharing dari beberapa umat. Jika dianggap perlu, baik jika dibentuk kelompok yang beranggotakan 4-6 orang untuk berbagi pengalaman.)
1. Adakah hal-hal yang membuat saya merasa tidak nyaman berada di dalam keluarga atau komunitas? Mengapa?
2. Jika ada, apa yang sudah atau yang akan dilakukan bersama sebagai keluarga atau komunitas untuk membuat keluarga atau komunitas menjadi lebih nyaman?
3. Jika tidak ada, hal apa yang paling mengesan yang saya dapatkan di dalam keluarga atau komunitas yang sungguh membuat saya merasakan keselamatan?
4. dan, sudahkah hal tersebut saya bagikan? Bagaimana?
Doa Umat
Dalam doa umat ini, masing-masing umat yang hadir diminta untuk mendoakan orang yang ada di sebelah kanannya. Doa umat ditutup dengan doa “Bapa Kami”.
Tugas Pribadi
Setelah pertemuan III ini, Pemandu memberi tugas kepada seluruh umat agar tugas mendoakan orang yang ada di sebelah kanannya tetap dilanjutkan selama satu minggu ke depan di dalam doa harian. Baik bila pemandu meminta semua umat, setiap hari pada jam tertentu (misalnya jam 12 siang), “on-line” saling mendoakan dari tempat masing-masing.
Doa Penutup
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Ya Allah yang penuh belaskasih, kami bersyukur kepada-Mu karean Yesus Kristus Putera-Mu Kauutus untuk menjadi Penyelamat kami. Tuntunlah kami agar kami sanggup untuk membangun keluarga dan komunitas kami yang saling ngrengkuh, nggemateni, dan meneguhkan satu sama lain. Semoga HatiMu yang senantiasa berkobar-kobar untuk mengasihi, juga mengobarkan hati kami dalam mengasihi supaya kami dapat menjadi saluran berkatMu di tengah keluarga dan komunitas kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
Lagu Penutup