Perayaan Ekaristi Tahbisan Diakon Keuskupan Agung Semarang “Rahmat Tuhan Cukup Bagimu”

Twitter
WhatsApp
Email

Keuskupan Agung Semarang menyelenggarakan perayaan ekaristi tahbisan diakon dengan tema “Rahmat Tuhan Cukup Bagimu”,  tahbisan diakon bagi 16 frater dari Keuskupan Agung Semarang, Kongregasi Sang Penebus Mahakudus, Ordo Karmel Tak Berkasut, Tarekat Misionaris Keluarga Kudus dan Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria. Perayaan ekaristi diselenggarakan pada hari Sabtu (25/01/2020) bertempat di kapel Paulus Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta.

Adapun nama-nama frater yang ditahbiskan sebagai berikut:

Keuskupan Agung Semarang

  1. Fr. Benedektus Nugroho Susanto
  2. Fr. Yustinus Andi Muda Purniawan

Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria

  1. Fr. Yoseph Bala, SS.CC

Kongregasi Sang Penebus Mahakudus

  1. Fr. Adelbertus Mariza, CSsR
  2. Fr. Adolfiam Funeryo Kelang Niron, CSsR
  3. Fr. Agustinus Gala, CSsR
  4. Fr. Aloysius Keba Hukapati, CSsR
  5. Fr. emanuel Yohanes Poety, CSsR
  6. Fr. Pius Bonus Bengaman, CSsR
  7. Fr. Yohanes Kristoforus Lengo, CSsR

Ordo Karmel Tak Berkasut

  1. Fr. Claudius Meo Keu, OCS
  2. Fr. Simplisius Zawa, OCD
  3. Fr. Theodorus Goi Ruing, OCD
  4. Fr. Winfried Watu Nono, OCD

Tarekat Misionaris Keluarga Kudus

  1. Fr. Giovanni Mahendra Christi, MSF
  2. Fr. Ignatius Eko Swasono Budiarto, MSF

Perayaan ekaristi dipimpin oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko,  Uskup Keuskupan Agung Semarang didampingi oleh Romo Mateus Joko Setyo Prakoso, Pr Rektor Seminari Tinggi Santo Paulus dan Romo Felix Elofonggal OCD dari Ordo Karmel Tak Berkasut.

Dalam homilinya Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengatakan “Panggilan menjadi diakon diharapkan membawa sebuah perubahan, maka jadilah diakon-diakon yang transformatif, yakni yang siap sedia untuk berubah setiap waktu untuk berbenah setiap waktu berani terbuka belajar dari orang lain, belajar dari situasi, belajar dari pengalaman, untuk sebuah kebaikan dan itu ditopang antara lain dengan mencoba semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat dengan Tuhan sendiri. Dan yang kedua transformasi terjadi ketika kita mampu membawa daya ubah bagi orang lain. Bagaimana mencoba membawa daya ubah itu melalui kehidupan yang nyata, konkret melalui teladan kehidupan, maka semoga tahbisan ini membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan selanjutnya, nanti para frater dengan tahbisan ini bukan lagi orang biasa, orang yang dipanggil terlibat secara khusus dalam karya penggembalaan, bersama dengan hierarki yang lain, membantu Uskup, membantu Imam untuk berkarya menggembalakan Jemaat.”

Sebagai penutup homili bapak Uskup menyampaikan “Untuk itu seluruh umat berdoa agar Roh Tuhan dicurahkan kepada para diakon hingga akhirnya nanti bisa menghayati panggilan ini dengan sebaik mungkin dan menjadi pewarta-pewarta Injil yang jempolan, hingga mereka bisa sungguh sungguh menghayati panggilannya dengan sepenuh hati.”

Agustinus Suseno