Komisi Pendidikan Kevikepan Jogja Barat mengadakan temu pemerhati pendidikan paroki di wilayah Kulonprogo. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Aula Paroki Nanggulan. Pertemuan tersebut dilaksanakan pada kamis, 16 Maret 2023. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan guru-guru dan timpel pendidikan setiap paroki dengan jumlah 43 peserta. Paroki rayon Kulonprogo tersebut adalah Paroki Administrasi Bonoharjo, Paroki Administrasi Pelenm Dukuh, Paroki Nanggulan, Paroki Boro, Paroki Promasan, dan Paroki Wates. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Para Romo, yaitu Romo Subi, Pr (Romo Paroki Boro), Romo Wondo, Pr (Romo Vikep Kevikepan Jogja Barat), dan Romo Supri, Pr ( Romo Paroki Nanggulan). Pertemuan ini dipimpin oleh Romo Nugroho, Pr selaku Ketua Komisi Pendidikan Kevikepan Jogja Barat.
Pada pertemuan ini, kembali Romo Nugroho mengajak para guru dan timpel setiap paroki untuk bersinergi, bekerjasama, dan berkolaborasi dengan Gereja. Sebab, pendidikan merupakan salah satu cara bagi Gereja untuk merasul dan menjalankan misi yang telah Yesus berikan kepada Gereja. Di sisi lain, Romo Nugroho, Pr juga mengajak kepada para guru untuk meningkatkan mutu dan kualitas sekolah katolik, karena menurut data yang ada, sekolah katolik memiliki kualitas dan mutu yang baik. Oleh karena itu, Romo Nugroho, Pr mengajak para guru untuk bekerjasama, bersinergi, dan bekerjasama dengan Gereja, sehingga mutu dan kualitas pendidikan semakin berkembang ke arah yang baik, serta semakin mengarahkan pada Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang.
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi semua orang. Sebab, pendidikan merupakan alat dan sarana bagi semua orang untuk mengembangkan intelektual. Akan tetapi, pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan hal-hal intelektual saja, melainkan sebagai sarana untuk mengembangkan rasa yang dimiliki oleh seseorang. Sebab, pendidikan adalah sarana bagi semua orang untuk mengembangkan kepribadian yang unggul dan inovatif. Hal tersebut dapat mengarahkan semua orang untuk belajar tentang arti makna sebuah kehidupan. Maka dari itu, melalui sekolah-sekolah katolik menjadi sarana bagi Gereja untuk hadir kepada semua orang, terutama pada anak-anak peserta didik. LHB.