Awal kekatolikan di Ungaran tidak lepas dari kehadiran keturunan Indo dan Tionghoa di daerah Ungaran. Mereka merupakan pengelola perkebunan di lereng dan lembah gunung Ungaran.
Sejarah
Salah satu perintis kekatolikan di Ungaran yang tidak dapat dilupakan adalah Mevrow de Jong. Menurut banyak kesaksian, Mevrow de Jong amat berjasa bagi perkembangan gereja Ungaran. Ia membangun rumah doa di pekarangannya sendiri agar umat katolik dapat berkumpul untuk merayakan misteri kudus Gereja, mengadakan pendalaman iman, atau pertemuan-pertemuan yang lain. Rumah doa ini menjadi pengikat paguyuban mereka. Lokasi rumah doa ini berada di lokasi gereja yang sekarang.
Dalam perjalanan waktu, jumlah umat semakin bertambah. Perkembangan ini membawa konsekuensi perlunya tempat ibadah yang memadai. Dalam proses mencari lokasi tempat ibadah, Mevrow de Jong menyerahkan rumah doa berserta tanahnya kepada Gereja lewat Romo Verhoeven SJ agar dipakai untuk gereja. Suatu anugerah yang luar biasa. Pembangunan gereja pun segera dimulai. Peletakan batu pertama dilaksanakan oleh Romo J. Van Rijkevorsel SJ, pastor paroki Ambarawa, pada tanggal 22 Januari 1933.
Semakin lama jumlah umat semakin bertambah. Status Gereja Kristus Raja Ungaran pun ditingkatkan menjadi Stasi. Sebagai stasi, Gereja Kristus Raja Ungaran dipercaya untuk mengelola buku baptis sendiri. Baptisan pertama yang tercatat di stasi Kristus Raja Ungaran adalah baptisan Rebecca Charmi, anak dari Resawidjaja dan Lasima oleh Romo Th. C. Verhoeven SJ pada tanggal 20 Agustus 1933. Selain itu, sejak adanya gereja tersebut Stasi Kristus Raja Ungaran dipercaya mendampingi anak stasi yaitu Gereja Girisonta. Kelak dalam perjalanan waktu, stasi Girisonta menjadi Paroki Girisonta.
Wilayah dan Batas
Lingkungan :
Wilayah :
Batas
Utara : Paroki Banyumanik
Selatan : Paroki Girisonta
Timur : Paroki Purwodadi
Barat : Paroki Ambarawa