Paroki Ambarawa terkenal dengan sebutan Gereja Jago. Di Paroki ini terdapat tempat ziarah yang terkenal yaitu, Gua Mari Kerep Ambarawa.
Pada tanggal 2 Agustus 1859 timbul surat Keputusan dari Pemerintah tentang pendirian stasi baru di Ambarawa atas dasar usul dari Uskup. Stasi Ambarawa di bawah pelayanan rohani Paroki Santo Yosep Gedangan Semarang. Distrik gereja yang baru ini (stasi Ambarawa) meliputi tempat-tempat yang jauh, yaitu : Salatiga, Surakarta, Madiun, dan Pacitan. Pastor pertama yang berkarya di Stasi Ambarawa ialah Pastor C.Franssen Pr.
Ambarawa mulai berstatus sebagai paroki pada tahun 1896. Memperhatikan Buku Pembabtisan yang disimpan di Gereja Santo Antonius Purbayan Surakarta, pada tanggal 29 Maret 1896 ada pembabtisan di bumi Ambarawa. Pada tahun itu juga ada pembabtisan lagi di Ambarawa, tercatat 17 pembabtisan, terutama bayi. Pada saat itu Gembala yang melayani adalah Pastor F. de Bruijn SJ yang bekerja di Ambarawa selama 19 tahun (1872 – 1900). Ambarawa telah memiliki Pastor Kepala (Pastor F. de Bruijn SJ) yang telah bekerja di wilayah itu selama belasan tahun, oleh sejarah gereja, Ambarawa dinyatakan sebagai paroki.
Pembangunan gereja Santo Yusup Ambarawa yang sekarang ini (gereja Jago) dimulai pada tahun 1923 di atas tanah yang sebagian besar sudah digunakan untuk Normalschool itu. Peletakan batu pertama terlaksana pada tanggal 27 Mei tahun itu. Pada tanggal 27 April 1924 gereja yang megah dan indah itu diberkati. Gereja yang dapat menampung umat sebanyak 1.000 orang ini, statusnya sebagai gereja/tempat ibadah bagi Normalschool Maria di Ambarawa untuk mendidik calon guru Katolik wanita.
Wilayah dan Batas
Lingkungan : 73
Wilayah : 18
Batas
Utara : Paroki Girisonta
Selatan : Paroki Bedono
Timur : Paroki Salatiga
Barat : Paroki Bedono