Jumat, 23 Juni 2023, Universitas Atma Jaya Yogyakarta bekerjasama dengan Kevikepan Yogyakarta Timur dan Kevikepan Yogyakarta Barat serta Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia, Badan Kerjasama (PGI) Yogyakarta dan Badan Kerjasama Antar Denominasi Kristen (BKSADK) mengadakan seminar bertajuk “Menyambut Pemilu Damai dan Bermartabat”. Acara ini diadakan dalam rangka gelaran pemilu serentak 2024. Seminar yang digelar di Auditorium Kampus 3 Universitas Atma Jaya Yogyakarta dihadiri oleh 120 peserta dari berbagai kalangan seperti Pastor, Pendeta, pengurus Gereja dan Civitas Akademika Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Seminar ini menghadirkan 3 pembicara utama yaitu Bapak Hamdan Kurniawan MA (Ketua KPU DIY), Irjen.Pol. Suwondo Nainggolan.,S.IK., MH, (Kapolda DIY) yang diwakili oleh Wakapolda DIY Brigjen Pol. R. Slamet Santoso, S.H., S.I.K., Dr Leonard C Epafras , M.TH, (Dosen di Indonesian Consortium for Religious Studies, Universitas Gadjah Mada). Rektor Universitas Atma Jaya, dan Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M, membuka acara dengan memberikan sambutan bagaimana kita harus aktif menyuarakan Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia terutama dalam masa menyambut Pemilu 2024 mendatang. Beliau menambahkan juga semoga acara ini menjadi pencerahan bagi peserta yang hadir.
Ketua KPU DIY Bapak Hamdan memaparkan materi Pemilu Sebagai Sarana Integritas Bangsa. Beliau menyampaikan bahwa sebagai pemilih, kita harus cerdas memilih informasi yang didapatkan di masa Pemilu mendatang. Bapak Hamdan menambahkan jika ingin menyampaikan pendapat atau kritik dan saran atas pelaksanaan pemilu silahkan melapor ke pihak-pihak lembaga resmi tidak melakukan protes di jalanan dan mengajak peserta seminar mengecek kembali apakah sudah terdaftar sebagai pemilih di Pemilu 2024.
Wakapolda DIY Brigjen Pol. R. Slamet Santoso, S.H., S.I.K., menegaskan bahwa tantangan Pemilu yang lalu dengan Pemilu 2024 tentunya berbeda. Perbedaan yang mencolok adalah banyaknya pemilih pemula, jumlahnya pemilih pemula mencapai 40% dari total pemilih. Beliau menegaskan bahwa kita semua bertanggungjawab atas terselenggaranya Pemilu yang damai. Peserta juga dihimbau untuk kritis dalam pengolahan informasi seperti adanya hoax. polarisasi, hingga black campaign selama Pemilu mendatang. Bapak Wakapolda juga menambahkan bahwa dalam membangun Pemilu Damai yang Bermartabat kita perlu menolak politik SARA, mengedepankan politik ide dan gagasan, mengedepankan demokrasi gagasan bukan demokrasi idola, dan menolak politik identitas.
Dr Leonard C Epafras , M.TH memberikan materi yang sangat menarik tentang bagaimana perbedaan paling menonjol antara generasi boomers dan generasi Z (Zoomers) dalam paradigma memandang politik. Beliau menekankan walaupun ada perbedaan paradigma, tentu saja masih ada peluang untuk bersama dalam membangun suasana pemilu yang damai, seperti edukasi, kolaborasi, literasi hingga penegakan regulasi media yang adil. Bapak Leonard juga menghimbau bahwa pentingnya memperkuat relasi lintas generasi untuk dimana pendidikan politik yang mempertimbangkan generasi dan konteks lokal dengan merangkul micro-preacher dan influencer menjadi salah satu strategi yang bagus untuk pendidikan politik saat ini.
Seminar ini ditutup dengan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Tokoh Katolik dan Kristen Daerah Istimewa Yogyakarta mendukung terselenggaranya Pemilihan Umum tahun 2024 yang damai, bersih, berintegritas, dan bermartabat di Daerah Istimewa Yogyakarta demi kemajuan dan kesejahteraan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Berkah Dalem