Menjadi Umat Yang memberi “Rasa dan warna” Dalam Hidup Menggereja dan Menegara

Twitter
WhatsApp
Email

Dinamika kehidupan politik di Indonesia selalau dinamis setiap waktu. Banyak hal dalam tiap sendi kehidupan kita yang di pengaruhi oleh keputusan-keputusan politik. Baik dari aspek sosial, ekonomi maupun hukum semua berimbas kepada kita semua. Tidak sedikit kasus intoleran, ketidakadilan, penanganan hukum yang tebang pilih, terlebih lagi dengan kemajuan teknologi informasi memudahkan publik menerima berita benar atau hoax dengan cepat. Namun Kenyataannya mungkin banyak masyarakat dan anak muda khususnya yang masih apatis terhadap politik. Melihat penting dan perlunya menyiapkan pemimpin unggul di masa depan Paroki St.Yusuf Bintaran melalui Timja SOSPOL Bidang Sosial Kemasyarakatan bekerja sama dengan DPD Vox Point Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Pelatihan Kaderisasi Bagi warga gereja, OMK dan Mahasiswa di lingkungan Paroki(10-12/01/2019) di Wisma Camelia Jl.Kaliurang  Sleman.

“Peran Umat Katolik Dalam Hidup Menggereja dan Menegara”  tema ini diangkat untuk memberikan penyadaran dan pemahaman kepada peserta kaderisasi untuk lebih memahami misi perutusan sebagai orang katolik dalam mewujudkan peradaban kasih dan kesejahteraan bersama dalam hidup menggereja dan menegara.

Pelatihan ini menghadirkan Romo Mateus Mali CSsR Spesialis Teologi Politik dan kaderisasi, yang membawakan topik “Allah dan Ciptaan-Nya” dengan penekanan bahwa Iman sejati adalah dengan kita terlibat di dalam masyarakat pada bidang apapun termasuk salah satunya politik. sebagai orang muda kita tidak boleh alergi pada politik sebab politik adalah perwujudan dari iman.

Dinamika peserta dalam sesi politik indonesia

Supaya kader dapat mengenal potensi diri dan paham jati diri dan peran gereja, FX Harry Cahya Tim Pakar Vox Point DIY menyampaikan pentingnya mengenali asset diri dan membuat pemetaan jaringan yang mungkin di akses untuk mencapai visi pribadi ataupun visi komunal. Buku “Quantum Asset” juga menjadi rujukan untuk lebih mendalami Asset diri dan Asset jaringan.

Sementara itu untuk menyelaraskan antara teori dan realitas ada sesi “Sadar pilihan dalam hidup” oleh : Pius Izak Dumatubun,M.M, “Sistem politik di indonesia” oleh DR.Lukas. S.Ispandriarno dan “Sistem Ketatanegaraan “ oleh DR.W.Ryawan Tjandra.,S.H.,M.Hum.  Ketiga sesi ini  lebih memberikan gambaran tentang situasi indonesia saat ini bagaimana kita sebagai orang katolik harus merespon setiap persoalan dan dinamika yang ada.

Dua puluh delapan peserta aktif memberikan pendapat dan tanggapan dalam setiap tahap belajar, pada sesi Romo DR. Ferdinandus Effendi Kusuma Sunur,SJ menyampaikan penting dan perlu menanamkan mindset yang terbuka agar kita mampu beradaptasi dimana saja.

Marianus Y L Lejap salah satu peserta kaderisasi sangat senang dan bangga bisa ikut terlibat.

“saya sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan baik ini dan saya bangga dengan pilihan saya untuk terlibat disini, sebagai mahasiswa memang banyak kesempatan untuk mau berkegiatan dimana saja,baik di kampus, atau hanya sekedar nongkrong dengan teman menghabiskan banyak waktu, tetapi saya memilih mengikuti kaderisasi ini dan harapan saya melalui kaderisasi seperti ini mampu menjadi kawah candradimuka yang melahirkan generasi muda katolik yang unggul dan mampu membawa pengaruh positif di lingkungan dimana ia berada,ujar Lejap.”

Diakhir penutupan misa perutusan oleh Romo Stephanus Heruyanto.Pr berpesan kepada para kader,kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bekerjalah dengan hati yang menjungjung tinggi kasih, kalian siap diutus ke tengah masyarakat dan menjadi garam dan terang di lingkungan anda dan membawa misi perdamaian dan kasih ditengah kehidupan menggereja dan menegara.

(Mariano Lejap)