Kevikepan DIY, akhir-akhir ini amat bergairah. Wabah corona atau Pandemi Covid 19 yang mengunci gerak warga sejak pertengahan Maret, justru membuka banyak kemungkinan pergerakan. Salah satunya, adalah gerakan ketahanan pangan.
Di Kevikepan DIY Gerakan Ketahanan Pangan amat massif dan progresif. Gerakan ini bergaung kencang bukan saja di lokal DIY, juga di tingkat Keuskupan Agung Semarang. Bahkan di tingkat nasional.
Majalah HIDUP yang terbit di Jakarta dan beredar ke seluruh pelosok Indonesia, mengekspose Gerakan Ketahanan Pangan Kevikepan DIY ini (lihat dan baca Sajian Utama Majalah HIDUP Edisi 26 tanggal 28 Juni 2020).
Memang gerakan ketahanan pangan terjadi di banyak wilayah gerejani lain. Gerakan ketahanan pangan di Kevikepan DIY menjadi sorotan karena terdepan, dan menginspirasi wilayah lain untuk melakukan gerakan serupa.
Gerakan ketahanan pangan Kevikepan DIY dimulai oleh Vikep DIY Romo Andrianus Maradiyo Pr. Itu berawal pada kurun waktu Mei 2020, dimana Kevikepan DIY memperoleh bantuan 69 ribu batang bibit singkong yang didrop tengah malam di pelataran gereja Kidul Loji. Vikep DIY melibatkan FMKI DIY untuk mendistribusikan batang singkong yang didatangkan dari Pati, Jawa Tengah itu. Tetapi jumlah itu tidak mencukupi kebutuhan umat di paroki-paroki, yang tiba-tiba demam singkong.
Sangat disyukuri pengurus Omah Paseduluran di Pendowoharjo, Sleman sigap membuncahkan harapan para pecinta singkong. Gregorius Ismono dan kawan-kawan, mengumpulkan batang singkong dari para petani sekitar Pendowoharjo. Terkumpul 11 colt, atau sekitar 80 ribu batang. Semua paroki yang masih membutuhkan bibit singkong bisa terpenuhi.
Pembagian hampir 150 ribu batang bibit singkong ini termasuk terdistribusi ke Pondok Pesantren Sabilulhuda Pakem, yang mendapat satu colt penuh.
Gerakan ketahanan pangan berlanjut dengan pembagian 180 ribu ekor bibit lele. Disediakan oleh Omah Paseduluran dan dibagikan kepada umat melalui paroki masing-masing. Pembagian bibit lele ini berlangsung di Kebun Omah Paseduluran, di Dusun Dukuh, Desa Pendowoharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman DIY. Kebun OP tiba-tiba menjadi riuh. Ramai dikunjungi pegiat sosial ekonomi dari hampir semua paroki di Kevikepan DIY.
Demikian pula pada pembagian bibit sayuran. Dengan subsidi dari Komisi PSE Kevikepan DIY, dibagikan 140 an ribu bibit sayur mayur berbagai jenis, ada cabe rawit, cabe keriting, tomat, dan kaelan, serta terong ungu.
VIKEP DIY ROMO ANDRIANUS MARADIYO PR
Vikep DIY didampingi pengurus PKPK DIY menyampaikan sambutan dalam kegiatan pembagian bibit sayuran di Kebun OP, Jumat 3 Juli 2020.
Setelah pembagian bibit lele, dan pada masa persiapan penyediaan bibit sayuran, Vikep DIY Romo Andrianus Maradiyo Pr mengumpulkan beberapa orang yang selama ini menangani penyediaan dan pendistribusian bibit-bibit itu.
Bertempat di Kebun OP yang merupakan basecamp Gerakan Ketahanan Pangan Kevikepan DIY, dibentuklah Paguyuban Ketahanan Pangan Kevikepan DIY. Disingkat PKPK DIY.
PKPK DIY terbentuk pada Senin, 15 Juni 2020. Dalam pembentukan itu juga terpilih Elis Setyaningsih sebagai Ketua Paguyuban Ketahanan Pangan Kevikepan DIY.
PKPK DIY berfungsi mengkoordinasikan gerakan ketahanan pangan yang bergulir sejak Mei. Beberapa orang pengurus paguyuban walaupun tanpa SK dari Kevikepan DIY, dengan bersemangat telah mengurus pembagian bibit singkong, bibit ikan lele dan bibit sayuran dengan baik.
Ketua PKPK DIY Elis Setyaningsih menjelaskan, mengapa dibentuk PKPK DIY? Mantan Manajer Keuangan dan General Affair di perusahaan property, PT Gapura Omega Alpha Land Jakarta itu mengatakan, pembentukan paguyuban bermula dari pandemi Covid 19 yang melanda seluruh warga dunia. Untuk menghindari virus korona, warga harus mengisolasi diri di rumah masing masing, mulai Maret 2020.
Elis Setyaningsih yang juga Ketua Timja HAK Paroki Pringwulung ini melihat, dalam kondisi isolasi diri ini banyak warga yang kehilangan mata pencaharian. Warga berharap ada bantuan kebutuhan pangan agar kelangsungan hidup tetap bergulir. “Dari kondisi memprihatinkan ini maka Romo Vikep DIY menginisiasi berdirinya Paguyuban Ketahanan Pangan Kevikepan DIY,” tutur Elis.
Adanya PKPK DIY ini, menurut Elis, akan memantik semua warga untuk bergerak dan berbagi kasih kepada sesama.
Program PKPK DIY, menurut Elis tidak hanya bagi membagi bibit. Pengurus telah menyusun program yang lebih strategis dalam upaya memperkuat ketahanan pangan keluarga-keluarga di seluruh Kevikepan DIY.
Program yang dimaksud adalah memberi penyuluhan kepada umat soal diversifikasi bahan pangan (lele dan sayuran). Program ini telah berlangsung atas kerjasama PKPK DIY dan Fakultas Teknobiologi UAJY. Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan lomba pengolahan bahan pangan yang terbuat dari ikan lele dan sayuran.
PKPK DIY didukung dua Guru Besar dari Fakultas Pertanian UGM dan seorang aktivis pemberdayaan masyarakat sebagai Dewan Pakar. Oleh karena itu Elis, yang berpengalaman sebagai aktivis sosial kemasyarakatan di Depok Keuskupan Bogor ini sangat optimis, PKPK DIY mampu mengeksekusi berbagai program stretegis di bidang ketahanan pangan ini.
PKPK DIY merencanakan berbagai kegiatan atas kerjasama dengan berbagai pihak. Di antaranya kerjasama dengan pengurus BUMDES Pendowoharjo, UGM, dan beberapa universitas.
Dalam waktu dekat Paguyuban akan menyediakan dan membagi bibit pepaya California yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Elis mengungkapkan, paguyuban bermitra dengan Omah Paseduluran akan membuka lahan seluas satu hektar lebih di Desa Pendowoharjo.
BAKAL LOKASI KEBUN PERCONTOHAN PKPK DIY
Lahan seluas lebih dari sehektar milik Desa Pendowoharjo ini disewa PKPK DIY untuk kebun percontohan, pertanian dan peternakan.
Lahan milik Pemerintah Desa Pendowoharjo ini disewa untuk menamam sayuran, buah buahan, dan tanaman untuk pakan ternak. Di kebun yang terletak tidak jauh dari kebun OP ini juga akan dipakai untuk memelihara ternak sebagai pilot project bagi seluruh umat dan warga DIY.
“Kami membuat kebun percontohan dan pendidikan bagi semua umat dan warga DIY. Di tempat ini umat dan warga bisa belajar, kemudian mengembangkannya di daerah masing masing,” terang Bendahara Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Kevikepan DIY ini.
Elis yakin, berbagai program paguyuban yang satu persatu telah terlaksana mampu memantik warga untuk bergiat dalam pengembangan ketahanan pangan.
“Dengan budidaya ikan, sayuran, dan buah-buahan, saya yakin umat akan teringankan hidupnya dari hasil panen yang sudah diupayakan di rumah masing masing maupun usaha bersama di lahan-lahan sekitar,” ujarnya.
Memimpin PKPK DIY, Elis mengaku tidak mempunyai keahlian di bidang perikanan, peternakan, dan pertanian.
Elis mengaku tergugah untuk bergerak dan berbuat banyak hal untuk mereka yang terdampak Pandemi Covid 19 ini. Elis bersama semua orang yang peduli lalu belajar dan menggeluti bidang pertanian, perikanan, dan peternakan.
“Tuhan mboten sare. Tuhan memanggil anak anak-Nya yang mau dan setia dalam pelayanan untuk bersama-sama menjadi RELAWAN PANDEMI COVID 19,” tegasnya.
Elis yang juga Bendahara Alumni SMP Pangudiluhur 1 Yogyakarta ini mengaku optimis, dan merasa karya Tuhan luar biasa dalam memeluk umat-Nya, sehingga permasalahan dalam pandemi Covid 19 ini dapat terurai satu persatu melalui cara-Nya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pastor paroki dan pengurus dewan paroki yang tidak kenal lelah, guyub, dan tidak mengenal waktu, serta peduli dengan umat dan warga yang terdampak pandemi.
”Kita bersama sama menjadi perpanjangan tangan-Nya agar perubahan pola hidup dan permasalahan pandemi ini dapat terurai dengan baik.”
sumber : https://thetungkem.com/