Ngablak, Kedu- Baru-baru ini dilakukan peresmian dan pemberkatan Taman Doa Bunda Maria Nazareth Pereng Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Adapun pemberkatan dan peresmian tersebut dilakukan oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Tepatnya pada Minggu, 1 Desember 2024 yang lalu.
Rupanya ada cerita di balik peresmian Taman Doa Bunda Maria Nazareth tersebut. Melansir tulisan Romo Romo Stephanus Koko Pujiwahyulistyono Pastor Paroki Santo Petrus dan Paulus Ngablak, berikut adalah cerita dan makna di balik peresmian tersebut.
Harapan dari Umat
Cerita berawal sejak awal bulan Oktober pada tahun 2019, ketika doa Rosario di Taman Doa Pereng.
Seusai doa Rosario itu, terembus harapan dari para umat mengenai patung Bunda Maria yang ada di Taman Doa Bunda Maria Pereng. Keinginan itu sampai di telinga Romo Koko, tersiar kabar bahwa umat tidak nyaman akibat penggantian patung yang sebelumnya terbuat dari batu.
Diyakini sosialisasi mengenai penggantian patung tersebut tidak sampai kepada umat Wilayah Santo Yusup Getasan. Adapun umat kurang berkenan dengan keputusan itu, para umat ingin patung Bunda Maria tetap dari batu asli. Selain itu, umat ingin letak patung Bunda Maria bisa lebih dekat, dengan harapan tampak sederhana layaknya wanita dari desa Nazareth.
Merespons kondisi tersebut, Romo Koko yang kala itu sebagai Pastor Kuasi Paroki mendalami masukan-masukan dari para umat, lalu mencoba mempertimbangkan untuk penggantian.
Perlu Waktu 3 Tahun untuk Berefleksi
Kerinduan umat di sana terjawab setelah refleksi oleh Romo Koko selama 3 tahun lamanya. Romo terus mencoba mewujudkan harapan umat, maka dibuat gambaran Patung Bunda Maria yang sesuai dengan keinginan umat di wilayah tersebut.
Gayung bersambut Panitia Pengelola Taman Doa Pereng mengiyakan apa yang disampaikan oleh Romo Koko. Perwujudan Patung Bunda Maria sesuai dengan harapan umat tersebut didukung dengan simpanan batu koleksi dari Romo Koko, ditegaskan bahwa batu itu memiliki ukuran sekitar 3 sampai 4 meter tingginya.
Perlahan Ada Jalan untuk Mewujudkan Harapan Umat di Pereng
Kabar bahagia memancar saat pembukaan Novena di tanggal 18 Februari tahun 2024. Patung yang baru itu sudah bisa disaksikan oleh umat di Getasan.
Tak hanya itu, Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko juga mengamini bahwa patung baru tersebut bagus . Tentu saja pesan yang disampaikan oleh Mgr. Ruby disambut antusias dan harapan baik oleh umat di sana.
Arti dari Nama dan Tampilan Patung Bunda Maria Nazareth
Melansir dari tulisan Romo Koko berikut adalah penjelasan arti dari nama dan wujud Patung Bunda Maria Nazareth:
Dijelaskan bahwa Patung Bunda Maria Nazareth merupakan sosok suci, ibu sederhana yang berasal dari Nazareth, berani menjawab panggilan Allah dengan iman yang penuh dan menyerahkan diri secara penuh.
Kesiapan dan penyerahan secara total tersebut penghayatannya sesuai dengan potongan dari Injil Lukas:
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkatanmu itu” (Lukas 1:38).
Kemudian rangkaian buah anggur yang dibawa oleh Bunda Maria Nazareth juga sebagai harapan dan gambaran dari peristiwa ‘’Perkawinan di Kana’’ (Yoh 2:1-12).
Romo Koko menjelaskan, Bunda Maria selayaknya masyarakat yang memperoleh undangan acara pernikahan atau mudahnya kondangan. Maka saat menghadiri perhelatan itu, terjadlah mukjizat air menjadi anggur.
Hal tersebut merupakan makna dari tampilan Bunda Maria yang membawa anggur dengan kedua tangannya. Diharapkan makna tersebut dapat menjadi permenungan rohani dan Imani sebagai Gereja Kristus yang mengakui Bunda Maria sebagai Bunda Gereja, Bunda orang beriman akan Tuhan Yesus Kristus.
Penjelasan Detail dari Patung Bunda Maria Nazareth
Masih dari sumber yang sama berikut adalah penjelasan lengkap mengenai arti dari Patung Bunda Maria Nazareth:
- 27 butir buah yang ada merupakan lambang dari jumlah isi dari Kitab Suci Perjanjian Baru, yang merupakan refleksi dan kesaksian iman penulis suci sebagai peneguh hidup beriman Gereja didukung oleh Tradisi dan Magisterium Gereja.
- Jumlah 12 butir buah yakni melambangkan jumlah 12 Rasul/ Murid Tuhan Yesus, mewakili Gereja, Umat Allah dalam hakekatnya karena baptisan menjadi, Imam, Nabi, dan Raja (lih. | Peterus 2:9); sekaligus senantiasa mengingatkan kita akan Syahadat Para Rasul yang senantiasa kita daraskan dan bermuatan pokok-pokok hidup beriman kita.
- Jumlah 7 butir buah anggur melambangkan 7 sakramen dalam Gereja Katolik, adapun Sakramen sendiri merupakan tanda dan sarana rahmat Allah yang menyelamatkan bagi umat beriman atau Gereja Katolik.
- Bunda Maria kakinya menginjak ular melambangkan menginjak kejahatan! Bersama Bunda Maria umat beriman senantiasa siap untuk menolak segala bentuk kejahatan, sebagaimana selalu diucapkan dalam janji baptis dan pembaharuan janji baptis.
- Batu-batu (akik) berwarna di gua, dan di sekitar lokasi, tepatnya di taman mengisyaratkan bahwa setiap umat beriman dapat menimba aneka keutamaan, keteladanan, dan terutama kesucian Bunda Maria dan kesetiaannya atas karya dan kehendak Allah, sebagaimana selalu umat beriman katakan di dalam Doa Bapa Kami (‘’Jadilah kehendakMul”). Umat pun diharapkan dapat menjadi batu-batu karang sebagaimana Santo. Petrus, dan masing-masing dapat menghadirkan keindahan dan kekhasan umat beriman yang hidupnya adalah garam dan terang dunia. Masing- masing dapat menjadi cahaya-berkilau dengan aura rohani masing-masing sebagaimana warna-corak maupun pancaran sinar/ keindahan yang dilambangkan dengan batu-batu indah yang serba aneka itu.
- Air yang disediakan dapat mengingatkan senantiasa mukjjizat istimewa pertama Tuhan melalui permintaan Bunda Maria di Perjamuan Nikah di Kana, diharapkan. supaya umat beriman pun selalu bisa mensyukuri setiap karya Allah terutama di dalam keluarga- keluarga umat beriman, Ingat air, maka ingat akan mukjizat Tuhan, juga sekalgus mengingat Penyelenggaraan Ilahi.
Kembali Romo Koko memaparkan bahwa, Bunda Maria Mazareth merupakan penolong. Maka diharapkan siapa saja yang datang meminta pertolongan akan memperoleh pertolongan, mukjizat, dan rahmat.
Sebab, Bunda Maria dalam Doa Litani juga disebut sebagai Bunda Rahmat. Kemudian Peristiwa di Kana juga menunjukan bahwa Bunda Maria adalah pembawa mukjizat bagi keluarga umat Katolik.
Penulis: Pastor Paroki Ngablak Romo Stephanus Koko Pujiwahyulistyono
Foto: Komsos Paroki Ngablak Fabianus Andriyan Arya Wijanarko, Maria Dwika Furina Pratiwi, Adventus Aditya Pratama
Ditulis kembali oleh Masukanulis untuk konten di Web Keuskupan Agung Semarang.