Hari ini Gereja Semesta merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan, yaitu 40 hari setelah kebangkitan Tuhan. Ada beberapa makna Hari Raya Kenaikan Tuhan. Pertama, yang dapat kita petik saat kita merayakan Kenaikan Tuhan adalah mengenang, membaca kembali, mewujudkan ajaran, hidup,
dan karya-karya Yesus. Itu berarti mau dan bersedia membuka kembali Kitab Suci, membaca, dan merenungkannya.

Makna kedua, Kenaikan Tuhan mau menyatakan bahwa pelayanan-Nya di dunia telah selesai. Sekarang Yesus, Putra Allah, kembali kepada Bapa. Tetapi Kristus yang mulia tetap hadir di tengah kita, yakni dalam Roh Kudus.

Makna ketiga, dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa Ia akan menyiapkan tempat untuk kita. “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal…. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Yoh. 14:2). Itu berarti, semua orang yang percaya kepada-Nya akan beroleh tempat bersama Bapa dan ikut dimuliakan bersama Kristus dalam Roh Kudus. Demikianlah dengan merayakan kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga sama saja kita merayakan kemuliaan Tuhan Yesus.

Bagaimana kita bisa ikut memuliakan Tuhan? Santo Irenius berkata: Homo vivens, Dei Gloria. Artinya, kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup. Dengan kata lain, ketika kita memperjuangan martabat manusia, kehidupan bersama yang adil, sejahtera, damai, rukun, toleran, saling berbagi, dan bersahabat, saat itulah kita memuliakan Allah. Bila kita hari ini juga ikut merayakan Idul Fitri bersama umat Islam, maka kita pun ingin memuliakan Tuhan justru dengan ikut bergembira bersama mereka, ikut saling memohon maaf dan memaafkan, sehingga hidup bersama kita dalam NKRI sungguh terwujud membahagiakan.

Renungan Bulan Katekese Liturgi 13 Mei 2021 dapat dilihat di: