Pandemi tak menyurutkan semangat orang muda di Paroki Wates dan Paroki Administratif Bonoharjo untuk tetap berkarya mengembangkan kreativitas mereka di bidang seni, khususnya musik dan olah vokal. Kemampuan itu dikembangkan dan dibagikan menjadi suatu bentuk cinta kasih bagi sesama dan gereja. Hal ini terwujud dalam mBarang Katresnan, suatu konser musik yang dipersembahkan oleh orang-orang muda di Paroki Wates dan Paroki Administratif Bonoharjo untuk membangun katresnan dengan menggalang dana bagi pembangunan gedung pastoral Paroki Wates dan kevikepan Jogja Barat. Konser mBarang Katresnan diselenggarakan pada Minggu (7/2) dan disiarkan langsung melalui media youtube milik Komsos KAS.
Rama Petrus Noegroho Agoeng Sri Widodo, Pr, Rama Paroki Wates, mengungkapkan bahwa proses pembangunan gedung pastoral paroki Wates dan Kevikepan Jogja Barat mengalami kendala karena pandemi yang naik turun. Rencana-rencana penggalangan dana yang telah dirancang sejak awal batal. Rama Agoeng dan tim pun kemudian mencari cara-cara lain untuk menggalang dana meskipun tidak mudah karena situasi sulit pandemi.
“Kendalanya banyak karena situasi pandemi yang naik turun, juga di Kulon Progo, terutama pada waktu kami memulai bulan Februari tanggal 8 tahun kemarin, lalu setelah itu bulan Maret itu sudah ada pandemi sehingga rencana-rencana kami untuk menggalang dana itu gagal semuanya. Kami hanya bisa berharap pada doa-doa dari semua umat di Paroki Wates, juga doa dari Ibu Maria, pelindung paroki Wates ini, lalu kami mengusahakan dengan cara-cara lain. Panitia membuat bekas besi yang dulu untuk cor untuk membuat bendo dan sebagainya, lalu membuat dan menjual jualan-jualan macam-macam. Sampai akhirnya membuat mBarang katresnan ini untuk menarik katresnan banyak orang bagi pembangunan ini,” ungkap Rama Agoeng.
Konser mBarang Katresnan menampilkan artis-artis muda bersuara emas yang menyanyikan lagu-lagu rohani dan beberapa lagu pop. Konser tersebut juga menampilkan Lisa A Riyanto yang membawakan lagu Aku Sungguh MencintaiNya yang menjadi soundtrack drama musikal Maria. Tak ketinggalan, Vikep Jogja Barat, Rama Alphonsus Rodriquez Yudono Suwondo, Pr juga tampil dengan menyanyikan lagu Hari Kiamat. Bukan tanpa alasan. Lagu itu dipilih oleh Rama Wondo untuk mengajak semua penonton konser mengingat bahwa hidup terdiri dari berbagai macam pihak, maka setiap orang diajak untuk saling peduli.
“Ingat bahwa hidup terdiri dari berbagai macam pihak, ada yang kaya, ada yang miskin maka kita dipanggil untuk ingat pada mereka. Selain ingat pada mereka kita juga diajak untuk ingat pada saudara kita dengan menaati protokol kesehatan: cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan. Dan nanti kalau sudah ada vaksin untuk anda semua: terima,” ujar Rama Wondo.
Vikep Jogja Barat tersebut juga mengapresiasi usaha-usaha yang sudah dilakukan oleh para rama di paroki Wates dan juga tim pembangunan.
“Pembangunan yang kita kerjakan harus seiring sejalan secara keseluruhan. Artinya kita memandang pembangunan ini secara holistik, tidak hanya perbagian-perbagian. Dan sudah dikerjakan dengan sangat baik sekali oleh Rm Agoeng dan timnya, bagaimana Kevikepan Jogja Barat dan paroki yang sudah disiapkan ini dikerjakan secara simultan dan sangat bagus. Tentu saja pandemi membuat berbeda kecepatannya tetapi paling tidak ada ketekunan di sana baik panitia maupun para pekerja,” ujar Rama Wondo.
Rama Wondo juga mengapresiasi kreativitas orang-orang muda yang dengan semangat dan katresnan mendukung penggalangan dana bagi pembangunan sarana prsarana pastoral paroki Wates dan Kevikepan Jogja Barat.
“Saya melihat dalam masa pandemi, dalam suasana yang kita hadapi, teman-teman memiliki kreativitas. Acara ini adalah sebuah kreativitas yang didasari dengan kebijaksanaan membaca situasi. Ada buah kebijaksanaan sekaligus kreatif bagaimana kita harus bergerak,” ungkap Rama Wondo.
Dalam kesempatan konser online mBarang Katresnan tersebut, Rama Wondo juga mengucapkan terimakasih kepada para pihak, benefaktor, donatur, dan seluruh umat yang merelakan dirinya, hidupnya, dan harta bendanya untuk mendukung pembangunan gedung pastoral paroki dan Kevikepan Jogja Barat ini. Ia berharap gedung pastoral tersebut nantinya dapat menjadi tempat untuk melakukan banyak hal baik dan untuk berbagi berkat.
“Pertama-tama bukan untuk kemuliaan diri kita sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan. Maka tugas kita adalah bagaimana tempat ini nanti setelah jadi menjadi tempat untuk, meminjam istilahnya Sri Sultan, memayu hayuning bawono, menjadi permata bagi wilayah ini untuk hal-hal yang baik,” ungkap Rama Wondo.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Rama Heribertus Suprihadi, Pr, vikaris parokial paroki Wates. Ia menceritakan bekas bangunan yang kini dibangun sebagai gedung pastoral itu pada awalnya adalah gedung wisma persaudaraan sejati yang digunakan untuk kepentingan banyak orang, tidak hanya kepentingan paroki tetapi juga masyarakat sekitar. Ia berharap nantinya gedung pastoral paroki dan kevikepan tetap menjadi gedung persaudaraan sejati yang berguna bagi banyak orang.
“Semula gedung ini adalah aula yang kami beri nama gedung wisma persaudaraan sejati. Dimana, semula gedung ini tidak hanya dipakai untuk kepentingan paroki tetapi juga untuk kepentingan perjumpaan dengan berbagai kelompok dan golongan, termasuk dari RT masyarakat setempat dan lain sebagainya. Dari segi fungsi, wisma persaudaraan sejati masih akan tetap dilanjutkan. Yang artinya gedung ini kecuali menjadi sarana pelayanan pastoral baik bagi paroki maupun kevikepan juga menjadi tempat untuk perjumpaan dengan berbagai kelompok untuk membangun persaudaraan dengan semua golongan,” kisah Rama Suprihadi.
Konser ditutup dengan nyanyian Rumah Kita karangan GodBless yang dinyanyikan bersama-sama oleh para penyanyi dalam konser tersebut. Para Rama dan tim pembangunan berharap dengan konser mBarang Katresnan ini dapat menumbuhkan katresnan dalam diri umat untuk berbagi rezeki demi pembangunan gedung pastoral paroki Wates dan Kevikepan Jogja Barat yang nantinya diharapkan dapat menjadi sarana perjumpaan bagi semua kelompok.
(Warih, Klepu)