Dalam situasi sekarang ini dimana wabah covid 19 sudah menjadi wabah pandemi pilihan pemerintah untuk membatasi aktivitas berkumpul dan bekerja di luar sangatlah sulit. Namun pilihan itu merupakan jalan satu satunya untuk bisa menghentikan penularan covid 19. Masyarakat tentu kena dampaknya kegiatan ekonomi, pendidikan , ibadah dan kegiatan yang melibatkan orang banyak menjadi berpindah ke rumah masing masing. Umat di lingkungan rafael juga terdampak.
Gerejapun sudah lumayan pusing dimana pandemi ini mulai menggeliat ketika persiapan pekan suci 2020 sudah semakin dekat. Dengan berbagai kebijakan perubahan tata cara ekaristi dan berakhir dengan perayaan misa di rumah masing-masing , duh Gusti mohon ampun saya pernah menertawakan warga Singapura yang ibadat atau misa online dirumah, akhirnya sampai juga di Magelang. Namun suatu berkah dimana gereja mendekati pekan suci mampu membagikan paket sembako lewat PSE. Cuma kadang kita kasihan ketika ada umat yang tidak mendapat paket dimana dampak dari pandemi ini lumayan besar, paket sembako hanya terbatas, sehingga ada beberapa umat yang terdampak yang tidak mendapat dalam arti nunggu giliran paket sembako selanjutnya. apalagi pelayan atau aktivitis gereja yang pendapatan agak berkurang atau malah sudah tidak punya penghasilan kadang rela juga untuk tidak mendapatkan paket sembako. Lebih parah lagi kalo terjadi salah paham dalam arti “ Saya kok tidak dapat..?” kadang umat mau menerima penjelasan dari pengurus, kadang juga sulit. Wilayah atau lingkungan berusaha ingin membagi sembako namun terbentur dana, ya maklum dengan dana per perpaket sembako hampir 100 rb yang kena dampak juga banyak dalam arti kuantitasnya sehingga memerlukan dana yang cukup besar. Sesepuh, pengurus wilayah dan lingkungan terus berkomunikasi untuk mencari jalan keluar untuk memberikan rasa tenang kepada umat yang berkesulitan dalam penurunan / ketidakmampuan daya beli kebutuhan pangan.
Berbagi
Melihat tayangan di televisi atau lewat media sosial kadang pembagian sembako bisa langsung ke KLMTD namun kadang kita melihat masih ada celah ketidakefektifan, dalam arti siapapun diberi sembako. Memang diakui ketika seseorang mendapat paket sembako sebagian besar pasti mau menerimanya padahal sejujurnya dia masih mampu membeli bahkan kalopun mau masih mampu untuk berbagi. Terkadang sembako yang didapat juga tidak langsung digunakan, bayangkan ketika menyimpan sembako padahal ada orang yang memang butuh sekali saat itu untuk digunakan, ini merupakan suatu ironi. Kami pribadipun yang masih ada kelebihan sedikit ingin membantu cuma bisa dapat membantu 1 atau 2 orang, padahal yang ingin kami bantu banyak. Wilayah atau lingkungan selaku gereja-gereja kecil wajib hadir untuk menemani mereka dalam berbela rasa. Menghimpun dana wilayah atau lingkungan juga semua sedang sulit karena dana terbatas. Teringat ketika menjadi panitia paskah 2017 dimana kita mamakai sabda Yesus 5 roti 2 ikan dalam mengatasi besarnya biaya konsumsi. Jadi prinsipnya ketika anggaran pengeluaran besar sedangkan dana terbatas maka cara kita dengan mengurangi belanja pengeluaran itu. Misalnya kebutuhan beras 20 kg maka masing masing umat bisa gotong royong mengurangi beras di masing rumah untuk disetor ke panitia sehingga beras yang harusnya belanja 20 kg cuma belanja 10 kg. Begitu pula dengan kebutuhan lainnya. Berbagi ya berbagi yang kita garis bawahi. Orang susah pun bisa berbagi baik dalam material maupun non materiil
Kamu Harus Memberi Mereka Makan
Semangat 5 roti 2 ikan ini yang mendasari kami dimana wilayah atau lingkungan wajib memberikan rasa tenang kepada umat, ya minimal bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini. Wilayah atau lingkungan harus hadir untuk berbela rasa, mencari, mendengar, menemani dan menolong. “ Kamu harus memberi mereka makan” Sabda Yesus dalam Lukas 9:12. Dalam artian kita sebagai murid Yesus harus bisa saling menolong dan menyelamatkan, membantu satu atau kalo mampu dua orang, kalo mampu tiga orang lebih dan lebih. Teringat pada sebuah film berjudul Hacksaw Ridge yang menceritakan seorang tentara Amerika Desmonnd T. Doss yang ikut wajib militer dan menjadi prajurit pada perang dunia ke II ikut maju ke medan tempur namun tidak mau membawa senjata, dia berusaha untuk terus bisa menyelamatkan rekan rekannya yang terluka ditengah temba
kan lawan perang, satu demi satu sampai 75 orang rekannya terselamatkan. Walaupun kita bukan orang kaya, walaupun kita sederhana walaupun kita juga kekurangan namun kalo kita mau membuka h
ati dan ada kemauan kita bisa berbagi menolong sesama. Kalo umat tidak kawatir maka imun akan naik dan tetap semangat dalam berkarya. Ini yang manjadi tujuan utama.
Lumbung sembako
Pasti ada jalan bila kita terus berusaha biarlah lima roti dua ikan baik banyak maupun sedikit mampu terkumpul dalam suatu wadah lumbung yang bisa digunakan atau disantap oleh saudara-saudara yang m
emang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan hari itu dan beberapa hari ke depan. Maka melalui dana pribadi pengurus secara urunan dan bantuan sembako berdirilah Lumbung Sembako. Aliran bant
uan dari umat yang berkelebihan dan umat biasapun mulai mengalir. Bagi saudara-saudara yang memerlukan sembako dalam arti tidak punya uang membeli sembako silahkan datang untuk mengambil sesuai kebutuhan dan gratis. Doa kami kalo beruntung suatu saat akan dapat rejeki guna memenuhi kebutuhan pangan mandiri, bila masih kurang beruntung silahkan datang lagi ke lumbung sembako untuk mengambil lagi sesuai kebutuhan dan gratis. Rekan-rekan akan tetap menyambut dengan hangat tetapi tetap jaga jarak dan pakai masker demi standar keamanan covid 19. Umat pun yang punya kelebihan sedikit juga dipersilahkan untuk dapat berbagi walaupun dengan beras 1 gelas (suatu bahasa kiasan). Kadang ada umat yang tidak bisa beli minyak namun dia punya beras lebih bisa ambil minyak dan berbagi beras. Bagi umat yang memang berkelebihan silahkan untuk terus memantau pergerakan sembako sehingga barang yang kurang segera dapat di lengkapi. Jadi menjadi donatur tidak harus menjadi kaya dulu, hidup sederhana pun bisa menjadi seorang donatur atau orang yang berkekuranganpun bisa kalo dia punya sisi kelebihan. Lumbung sembako mempunyai gudang di pengurus PSE dimana barang maupun uang masuk dicatat dan setelah di bungkus baru disetor ke Lumbung Sembako yang terletak di salah satu umat yang memang sudah familiar dengan umat lainnya dalam arti umat yang datang membutuhkan maupun memberi tidak ewuh pekewuh atau merasa sungkan. Semua pengurus menyambut dengan hangat, baik yang meminta maupun memberi, antara yang banyak dan sedikit tetap sama pelayanannya. Meminta terus pun akan kita layani dalam arti memang ini yang wajib kita tolong. Kita bersama-sama berlatih untuk dapat mengontrol keinginan makan kita ditengah masa pandemi ini sebagai wujud bela rasa. Sehingga kebiasaan masak berlebih yang biasanya menjadi sisa dan kadang terbuang seminimal mungkin tidak terjadi. Sehingga kebutuhan konsumsi sembako selama 1 hari akan ada sisa diharapkan dikumpulkan di lumbung sembako. Kalo berbagi makanan juga kami sarankan dan sudah sering kami lakukan dalam kehidupan sehari hari.
Berkurang Namun Bertambah atau Wutah Menjadi Wutuh Bahkan Lebih
Lumbung sembako sebagai alternatif mempunyai tujuan dimana sembako yang kita sediakan tidak langsung habis, dalam arti ketika kita menggunakan sistem paket sembako dengan nilai tertentu dibagi ke banyak orang maka sembako itu akan langsung habis. Namun dengan lumbung sembako maka sembako ini berkurang sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan namun akan bertambah lagi dengan semangat lima roti dan 2 ikan besar maupun kecil dalam arti berbagi sembako baik jumlah banyak maupun kecil. Dalam budaya nenek moyang kita tidak ada yang hilang dimana yang Wutah akan menjadi Wutuh lagi bahkan bisa lebih. Harapan kami lumbung sembako ini bisa ditularkan di lingkungan lain di mana kami seringkali menjelaskan sulit namun kalo sudah ada yang berjalan bisa langsung belajar dan diterapkan. Sehingga umat tidak hanya menjadi obyek namun bisa menjadi subyek dalam krisi pandemi ini, teringat kata Sri Sultan Hamengkubuono ke X. Bagi umat “mampu” yang berkehendak untuk memberikan paket ke orang per orang sesuai keinginan juga tetap kita persilahkan karena merupakan hak umat tersebut. Bantuan dari PSE, FKPPKM dan pihak lain tetap ke umat yang KLMTD juga masih kita harapkan karena bantuan itu juga bisa menolong secara besar. Lumbung sembako sebagai wujud kesiapan kita dalam menghadapai krisis pangan dan wujud semangat untuk selalu menanamkan semangat berbagi bagi semuat umat baik yang berkondisi lebih, cukup, maupun yang masih berkekurangan dalam berbela rasa. Keterbukaan dari umat yang mengambil sembako juga diharapkan bisa terwujud agar program ini dapat bertahan, dalam arti ketika kita masih mempunyai persediaan misal gula ya belum perlu mengambil gula dalam arti bisa dimanfaatkan saudara lain dulu. Kita juga diharapkan untuk peka dengan lingkungan sekitar tempat tinggal atau tetangga dimana masyarakat disekitar kita yang memang membutuhkan juga bisa kita bantu dengan mengantar sembako walaupun tidak banyak sesuai kemampuan lumbung. Sehingga dalam krisis ini yang mungkin akan Long Battle atau peperangan yang panjang akan mampu bertahan lama bahkan mampu menolong banyak orang. Semoga kita yang sudah menjadi terang dan menjadi garam semakin terus bertransformatif untuk mewujudkan peradapan kasih di saat krisis pandemi Covid 19 ini.
Berkah dalem