Sejarah Kelahiran

            Legio  Mariae berawal dari Dublin, Irlandia. Legio Mariae adalah suatu perkumpulan kerasulan doa dan aksi awam Katolik yang didirikan oleh Frank Duff, seorang anggota Serikas Santo Vincentius (SSV), pada tanggal 7 September 1921. Tujuan pertama kali perkumpulan ini  yaitu terlibat aktif dalam medan perjuangan Gereja.  Legio berarti ‘bala tentara’ yang dengan sejata rohani ingin selalu  berjuang mengembangkan gereja  sebagai abdi dan milik Bunda Maria dengan kesetian, kebajikan dan keberanian. Frank Duff sendiri adalah seorang devosan  Maria sesuai  ajaran St. Louis Marie de Monfort. Paus Pius XI merestui, Legio mengembangkan sayapnya ke berbagai penjuru dunia.

Legio Mariae masuk Indonesia melalui Medan tahun 1951. Pendirinya adalah envoy. Envoy adalah istilah dalam legio yang berarti utusan Konsilium Dublin sebagai pusat legio di seluruh dunia. Envoy tersebut bernama Theresia Shu King Yu yang berasal dari Hongkong. Perkenalan di Medan ini kemudian berkembang ke Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Tahun 1952 Legio Mariae masuk  ke Kediri Jawa Timur yang dikembangkan oleh P. Paul Jannsen CM. Dari Jawa Timur, Legio ini berkembang ke Jawa Tengah  dengan restu Mgr. Alb. Soegijapranata SJ dan berkembang ke Bandung dengan restu Mgr. Pierre Marin Arntz, O.S.C.

 

Perkembangan di KAS

Di Keuskupan Agung Semarang, Legio didirikan oleh Rm. Chang Peng Tu Pr atas restu Mgr. Alb. Soegijapranata SJ. Presidium pertama  berdiri di Kebondalem untuk  umat Katolik Tionghoa pada tanggal 2 Maret 1955 dengan nama  ‘Immaculata’. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Mandarin. Pada tanggal 1 Juli 1956 berdiri presidium ‘Regina Pacis’  untuk umat Katolik Tionghoa dengan bahasa Indonesia. Presidium ke-3 juga berdiri di Paroki Kebondalem dengan nama Presidium ‘Regina Sacratisimi Rosarii’ pada bulan November  tahun 1956.

Sejak tahun 1957, ketiga presidium tersebut digabungkan ke dalam Kuria Bunda Rahmat Ilahi Bandung sebagai dewan daerah. Alasannya karena jarak Semarang dengan Bandung dinilai relatif  lebih dekat dan mudah dalam transportasi. Tanggal 3 Maret 1957, di Semarang berdiri embrio atau pra kuria, yaitu Kuria Regina Apostolorum (Ratu Para Rasul) dengan ketua Thomas Na Tiang Gie dan pemimpin rohani Rm. Simon Beekman SJ. Kuria ini akan membawahi ketiga presidium pertama tersebut.

Sesuai saran Bapa Uskup, sejak tahun 1960 Legio Mariae dikembangkan ke luar Paroki Kebondalem. Paroki yang dituju adalah Purwodadi, Tamanggung, Rawaseneng, Solo, Magelang dan Salatiga, bahkan diberi kemungkinan ke Purworejo. Bersamaan dengan itu di Semarang juga didirikan Legio Marie yunior.

Pada tanggal 5 Juli 1964 Konsilium Dublin lewat envoy Joaquina Lucas dari Filiphina meresmikan Komisium Malang menjadi dewan nasional. Selanjutnya Komisium Malang disebut Senatus Malang. Namanya adalah Senatus Sinar Bunda Karmel Malang.  Pendamping senatus Malang adalah Rm. Meijerink OCarm, sedangkan ketuanya adalah Kuswandono. Tanggal 19 April 1965 Kuria Semarang menggabungkan diri ke Senatus Sinar Bunda Karmel Malang, sekali lagi karena alasan jarak yang lebih dekat.

Pada tanggal 7 – 8 November 1970 diadakan rapat para perwira Senatus,  kuria-kuria se-Keuskupan Agung Semarang dan Legio Mariae di Keuskupan Purwokerto. Kuria-kuria tersebut adalah Kuria Semarang rintisan Rm. Chang Peng Tu Pr, Kuria Wedi rintisan Rm. Wahyosudibyo Pr, Kuria Baturetno rintisan Rm. Tjakraatmadja Pr, Kuria Sedayu rintisan Rm. L. Wiryodarmojo Pr, Kuria Solo rintisan Rm. Poedjahandaja Pr tahun 1960-1961, Kuria Yogyakarta rintisan Rm. H. Natasusila Pr. Inti rapat, menjajagi  berdirinya Komisium agar pelaksnaan kegiatan Legio Mariae di Keuskupan Agung Semarang bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Dalam perjalanan waktu, tampak Kuria Yogyakarta dan Surakarta berkembang lebih pesat. Bapak Kardinal Yustinus Darmoyuwono mengusulkan  dari dua kuria tersebut dipilih salah satu untuk dijadikan Komisium. Akhirnya disepakati Kuria Pohon Suka Cita Yogyakarta menjadi Komisium I di Keuskupan Agung Semarang dengan pendamping Rm. A. Wahyasudibyo Pr. Dengan demikian semua Kuria di Keuskupan Agung Semarang dan Purwokerto bergabung  ke Komisium tersebut. Legio Mariae di Yogyakarta sendiri didirikan pada tanggal 20 September 1968 oleh mantan legioner dari Bandung yang mudik ke Paroki Jetis dan presidium pertama kali tersebut didampingi oleh Rm. H. Natasusila Pr.

Legio Mariae terus berkembang dengan pesat, lebih-lebih di Kuria Solo.  Akhirnya pada tanggal 26 November 1974 Kuria Bunda Kristus Solo ditetapkan menjadi Komisium ke-II, dan dengan demikian kuria-kuria terdekat termasuk Semarang menggabungkan diri pada Komisium  Solo. Legio di Semarang juga mengalami pekembangan, maka pada tanggal 17 Juni 1980, Komisium  Semarang ditetapkan menjadi Komisium III.

Perkembangan Legio Mariae  di Indonesia  makin pesat. Pada tanggal 29 Maret 1987 didirikan Senatus Bejana Rohani Jakarta yang mencakup Legio Mariae di Jakara, Kalimantan dan Sumatera. Sehubungan dengan perkembangan Legio Mariae di Keuskupan Purwokerto, pada tanggal 19 Februari 2006 didirikan Pra Komisium  Ratu Damai di Purworejo yang dibimbing oleh Komisium Yogyakarta dan Senatus Malang. Tiga tahun kemudian, mengingat perkembangan yang pesat di keuskupan Purwokerto,  pra komisium itu kemudian diresmikan sebagai komisium dengan nama baru yaitu  Komisium Ratu Damai Keuskupan Purwokerto. Komisium ini mencakup seluruh kelompok legio di Keuskupan Purwokerto.

Dalam perjalanan waktu, Konsilium Dublin menugaskan Senatus Malang untuk menjajagi kemungkinan berdirinya Regia yang membawahi wilayah Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Purwokerto. Perwira 4 Komisia dan Senatus Malang beberapa kali mengadakan rapat untuk membahas kemungkinan didirikannya Regia Semarang. Akhirnya pada tanggal 18 Januari 2009, Komisium Semarang dijadikan Regia Semarang yang membawahi Kuria dan Presidium di Kevikepan Semarang, Komisium Pohon Sukacita Yogyakarta, Komisium Bunda Kristus Surakarta dan Komisium Ratu Damai Keuskupan Purwokerto. Pada waktu itu pemimpin rohani regia adalah Rm. Theodor Wolf SJ, dengan perwira Alexander Franjaya, Aloysius Gunadi, Maria Henny, Helena Winarti, Fransiska Sukarmi dan Lucy Marian.

 

Visi,  Misi, Spiritualitas  dan Strategi

Legio Mariae mempunyai   Official Handbook (Buku Pegangan  Resmi) yang menguraikan spiritualitas,  tujuan, semangat, aturan main organisasi, strategi dan  petunjuk operasional organisasi.

Dalam buku tersebut disebutkan visi Legio Mariae adalah “Kemuliaan Allah melalui pengutusan para anggotanya yang dikembangkan dengan doa dan  kerjasama aktif di bawah bimbingan gereja, dalam karya Maria dan Gereja untuk menghancurkan  kepala ular dan meluaskan Kerajaan Kristus”.

Misi Legio Mariae adalah

  1. Mengembangkan pengutusan para anggota dengan doa dan kerjasama aktif di bawah bimbingan Gereja, yaitu Uskup yang dibantu oleh imam-imamnya,
  2. Mengembangkan hidup doa agar memiliki iman yang penuh terhadap Allah yang mengasihi umat dan ciptaan-Nya, melalui devosi kepada Bunda Maria, hamba Tuhan yang berani menyerahkan seluruh hidupnya pada kehendak Tuhan, bahkan sebagai ibu surgawi tetap mendampingi anak-anaknya yakni Gereja dan seluruh umat sepanjang masa.

Strateginya adalah melakukan kerjasama dalam karya kerasulan Gereja di bawah bimbingan Gereja, dengan meneladan karya Maria untuk menghancurkan  kepala ular (kejahatan dan dosa) dan meluaskan Kerajaan Kristus.

 

Gambar dan Doa-doa

Halaman sampul Buku Pegangan dihiasi gambar Legio yang mengungkapkan spiritualitas Legio dan doa-doa Legio. Gambar yang sama juga tampak dalam lembaran doa-doa Legio yang disebut Tesera. Doa-doa tersebut adalah

  1. Doa Pembukaan berisikan doa kepada Roh Kudus (dalam rupa merpati) yang membentangkan sayap di atas Bunda Maria yang melahirkan Allah Putra bagi keselamatan manusia dan semua ciptaan,
  2. Doa Katena yaitu rantai yang membingkai gambar tersebut dengan tulisan 3 kalimat,
  3. Doa Penutup digambarkan dengan pasukan yang bersenjata salib dan rosario, yang mengalahkan musuh yang berjatuhan  di bagian bawah, sebagaimana ular  di atas bulatan bumi di bawah kaki Bunda Maria.

 

Selain gambar, ada juga tongkat legio. Bagian atas tongkat membentuk salib dengan vandel ‘Legio Mariae’ dan veksilium  di atas tongkat panjang. Veksilium  menggambarkan Roh Kudus yang menaungi Bunda Maria (medali wasiat) bersama legionya dengan bulatan bumi di bawahnya. Gambar veksilium adalah logo Legio Mariae yang harus ada dalam setiap surat atau laporan resmi Legio.

 

Karya Kerasulan dan Kegiatan Legio Mariae

            Inti karya kerasulan adalah kunjungan dan membangun komunikasi iman antara legioner dengan yang dikunjungi. Diharapkan setiap legioner semakin menghayati  kehadiran Kristus dalam diri sesamanya, melaksanakan tugas dalam kesatuan hati dengan Bunda Maria yang selalu mengabdi Putranya yang hadir dalam diri setiap manusia. Tugas diberikan dalam rapat mingguan presidium oleh ketua atau pemimpin rapat atas nama Gereja yang  kehadirannya diwakili oleh pemimpin rohani.

 

  1. Tugas kerasulan aktif terdiri dari antara lain kunjungan berdua-dua. Kunjungan ini ditujukan kepada umat, antara lain mereka yang sakit, lanjut usia di panti jompo, panti asuhan, lembaga pemasyaratakan, yang dikoordinir oleh dewan (komisium atau kuria) atau oleh presidium sendiri. Tugas kerasulan yang lain bisa membantu paroki atau melaksanakan tugas yang diberikan oleh paroki setempat,
  2. Kegiatan wajib tiap legioner aktif adalah hadir teraratur dan tepat waktu dalam rapat mingguan presidium, memberikan laporan atas pelaksanaan tugas kerasulan mingguan secara lisan atau tertulis dalam rapat, hormat dan taat pada pimpinan yang sah termasuk pada pimpinan Gereja, berdoa catena legionis setiap hari, membarui janji setiap tahun  dalam acara Acies,  menjalani kehidupan sebagai warga Katolik yang otentik, menerapkan sikap kasih kepada sesama manusia, mengembangkan kerjasama dengan siapa pun dan mengajak sebanyak mungkin umat untuk terlibat dan mengembangkan kerasulan dalam paroki dan masyarakat setempat,
  3. Kegiatan wajib perwira atau pengurus (ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara) yaitu hadir teratur dan tepat waktu dalam rapat bulanan dewan di atasnya, menjaga kesatuan presidium maupun dewan,
  4. Kegiatan wajib presidium dan dewan yaitu memberikan laporan berkala atau tahunan kepada dewan atasan masing-masing dan kepada pimpinan Gereja setempat, hormat dan taat  kepada dewan atasan masing-masing serta pada pimpinan Gereja setempat, mengadakan rapat persiapan pertemuan dewan secara berkala,  menyusun program tahunan dan mengevaluasi secara berkala,  mengembangkan presidium atau dewan baru dalam paroki dan wilayah kerja masing-masing, mengembangkan keterbukaan untuk bekerja sama dengan semua pihak baik perorangan maupun kelompok. Khusus dewan, dewan  wajib mengadakan upacara Acies untuk pembaruan janji setia tahunan para legioner aktif dan wajib mengadakan pembinaan melalui korespondensi dan kunjungan kepada presidium  atau dewan yang bergabung padanya.

 

 

Keanggotan

  1. Keanggotaan aktif

Keanggotaan Legio Mariae terbuka untuk setiap umat Katolik yang sudah diabptis. Syaratnya adalah

  1. Setia menjalankan kewajiban agama,
  2. Tergerak oleh keinginan untuk memenuhi peran dalam kerasulan  gereja lewat keanggotaan Legio Mariae,
  3. Bersedia memenuhi setiap tugas yang melibatkan anggota aktif,
  4. Calon yang berumur 18 tahun ke atas menjadi anggota legio senior,
  5. Calon legioner aktif wajib menjalani masa pencobaan 3 bulan (maksimal sampai 6 bulan) dengan menghadiri rapat mingguan  presidium dan melaksanakan tugas mingguan. Apabila hasil penilaian bagus, calon diangkat  menjadi anggota aktif tetap dengan upacara mengucapkan janji legio,
  6. Calon yang belum berumur 18 tahun mendaftarkan diri pada presidium yunior. Mereka bisa langsung diterima  menjadi legioner aktif yunior saat hadir  dalam rapat mingguan yang pertama  dan mulai mendapat tugas    Mereka tidak menjalani masa pencobaan. Presidium  yunior ini dipimpin oleh legioner senior sebagai ketua umum,
  7. Legioner aktif yunior yang sudah mencapai usia 18 tahun bisa langsung mengucapkan janji legio dan menjadi legioner aktif senior.

 

  1. Macam-macam keanggotaan dalam Legio Mariae
  2. Aktif Biasa yaitu mereka yang menghadiri rapat mingguan dan melaksanakan tugas mingguan dan mendoakan catena legionis setiap hari,
  3. Pretorian yaitu anggota aktif biasa dengan tambahan kewajiban untuk mendoakan seluruh doa legio setiap hari, yaitu doa pembuka, catena legionis, doa penutup, mengikuti Misa Harian dan mendoakan brevir setiap hari,
  4. Berdoa atau Auksilier Biasa yaitu mereka yang melaksanakan kewajiban mendoakan seluruh doa legio setiap hari, yaitu doa pembuka, catena legionis, doa penutup,
  5. Ajutorian yaitu anggota auksilier biasa dengan tambahan kewajiban untuk mengikuti Misa Harian dan mendoakan brevir setiap hari.

 

Organsiasi dan Kepengurusan

  1. Struktur Kepengurusan
  2. Konsilium yaitu dewan tertinggi internasonal yang berkedudukan di Dublin, Irlandia. Tugasnya adalah membimbing dan mengembangkan Legio Mariae di seluruh dunia,
  3. Senatus yaitu dewan yang berkedudukan di suatu negara. Dewan ini berhubungan langsung dengan pengurus pusat Legio Mariae di Dublin, Irlania. Di Indonesia ada dua senatus yaitu di Malang dan Jakarta. Setiap senatus mempunyai wilayah pendmapingan sendiri-sendiri. Pengurus mempuanyai fungsi rangkap, yaitu menjadi pengurus senatus sekaligus menjadi pengurus regia yang membina komisium-komisium, sekaligus tetap sebagai komisium yang membina kuria, dan sekaligus tetap sebagai kuria yang membina presidia yang tergabung di kurianya,
  4. Regia yaitu kepengurusan di bawah senatus untuk beberapa daerah tertentu. Tugasnya adalah membina dan membimbing dewan dan presidia yang tergabung  dalam wilayah regia masing-masing. Dewan ini mempunyai tugas rangkap yaitu regia sekaligus  tetap menjadi komisium yang membina kuria dan sekaligus tetap sebagai  kuria yang membina presidia yang tergabung,
  5. Komisium yaitu kepengurusan yang membina kuria-kuria yang tergabung  dalam wilayah kerjanya. Kepengurusan ini mempunyai fungsi rangkap yaitu komisium  sekaligus tetap menjadi kuria yang membina presidia yang tergabung,
  6. Kuria yaitu kepengurusan yang membina dan membimbing   presidia yang tergabung dalamg  wilayah kerjanya. Kuria bisa dibentuk bila minimal sudah ada 3 presidia,
  7. Presidium yaitu satu unit kelompok terbawah atau terkecil dalam struktur kepengurusan legio yang berkedudukan di paroki atau wilayah gerejani yang lain. Dalam presidium ini anggota atau legioner dididik dan dibentuk menjadi rasul awam yang benar-benar menghayati hidup kristiani,
  8. Setia tingkatan dalam struktur  kepengurusan, dari Konsilium sampai presidium mempunyai nama  yang diambil dari ‘gelar-gelar Maria’ atau salah satu ‘karunia istimewa Maria’ atau salah satu ‘peristiwa dalam hidup Maria’.

 

  1. Kepengurusan

Setiap dewan maupun presidium mempunyai pengurus  yang disebut perwira. Perwira tersebut terdiri dari  imam sebagai pemimpin rohani, ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Perwira dari presidium akan menjadi anggota kuria. Perwira kuria akan menjadi anggota komisium dan seterusnya dalam kaitan dengan fungsi dewan rangkap. Khusus untuk imam yang menjadi pemimpin rohani regia harus ditunjuk  atau diangkat oleh uskup diosesan.

 

 

Anggota Regia Semarang

Sekretariat : Jl. Sinar Waluyo Selatan No. 305 Semarang 50273, Telp. 024-6710783, Fax. 024-7601486, e-mail: regiasemarang@gmail.com. Diresmikan/dilantik jadi Regia oleh Senatus Malang: Tgl 18 Januari 2009.

 

  1. Kevikepan Semarang:
  2. Kuria Ratu Para Kudus, Paroki Kudus
  3. Ratu para Bapa Bangsa (senior), Kudus
  4. Maria Ratu Surga (senior), Kudus
  5. Maria Bunda Allah (senior), Kudus
  6. Ratu Rosario (senior), Kudus
  7. Bunda Rosari (senior), Kudus
  8. Maria Immaculata (senior), Kudus
  9. Bunga Mawar Yang Gaib (yunior), Kudus
  10. Sumber Segala Rahmat (senior), Cranggang
  11. Pr Ratu Pecinta damai (yunior), Cranggang
  12. Ratu Para Rasul (senior), Tanjungrejo
  13. Pre Maria Penebar Kasih (senior), Godong
  14. Maria Pintu Surga (senior), Pati
  15. Maria Bunda Segala Bangsa (senior), Pati
  16. Bintang Laut (senior), Jepara

 

  1. Kuria Maria Dolorosa Ambarawa,
  2. Maria Bunda Allah (senior), Ambarawa
  3. Bunda Maria Ratu Damai (senior), Ambarawa
  4. Bunda Kristus (senior), Banyubiru Ambarawa
  5. Gunung Karmel (senior), Pancuran Ambarawa
  6. Maria Ratu Surga (senior), Tabag Gunung, Ambarawa

 

  1. Presidia di bawah asuhan Regia Ratu Para Rasul Semarang
  2. Pelindung Gereja Dari Bahaya (senior), Katedral
  3. Bunda Sakramen Maha Kudus (yunior), Katedral
  4. Bunda Segala Rahmat (senior), Sampangan
  5. Bunga Mawar Yang Gaib (senior), Tanah Mas
  6. Ratu Pecinta Damai (senior), Atmodirono
  7. Pr Maria Ratu Surgawi (yunior), Atmodriono
  8. Ratu Rosario (senior), Sendangguwo
  9. Bunda Penolong Abadi (senior), Sendangguwo
  10. Bintang Timur (senior), Sendangguwo
  11. Bunda Pencipta (senior), Sambiroto
  12. Bunda Pengantara Segala Rahmat (senior), Kebondalem
  13. Annunciatio (senior), Kebondalem
  14. Bunda Yang Tersuci (senior), Gedangan
  15. Pre Tahta Kebijaksanaan (senior), Rumah Sakit St. Elisabeth Karangpanas

 

  1. Komisium Bunda Kristus Surkarta
  2. Kuria Bunda Penebus, Paroki St. Maria de Fatima Sragen
  3. Presidium Lintang Panjer Enjing
  4. Presidium Ratu Rosario
  5. Presidium Bunda Tak Bercela
  6. Presidium Menara Gading
  7. Presidium Ratu Pecinta Damai
  8. Presidium Gapuraning Swargo
  9. Presidium Benteng Daud

 

  1. Kuria Maria Bunda Penolong, Paroki  Santa Maria de Fatima – Sragen
  2. Presidium Bunda Segala Bangsa
  3. Presidium Ibuning Karahayon
  4. Presidium Ratuning Katentreman
  5. Presidium Maria Bintang Kejora
  6. Presidium Bunda Rahmat Ilahi
  7. Presidium Bintang Timur

 

  1. Kurian Maria Bunda Perawan Suci, Paroki Santa Maria de Fatima – Sragen
  2. Presidium Dalem Kencono
  3. Presidium Pintu Surga
  4. Presidium Regina Caeli
  5. Presidium Bejana Rohani
  6. Presidium Bunda Penasehat yang Baik

 

  1. Kuria Rosa Mystica, Paroki Santa Perawan Maria Regina – Purbowardayan Surakarta
  2. Presidium Regina Caeli
  3. Presidium Maria Ratu Rosari
  4. Presidium Regina Pacis
  5. Presidium Visitisa
  6. Presidium Pengantara Segala Rahmat

 

  1. Kuria Ibu Marganingsih, Paroki Santa Perawan Maria Regina – Purbowardayan Surakarta
  2. Presidium Maria Asumpta
  3. Presidium Cupu Rohani
  4. Presidium Stella Maris

 

  1. Kuria Bunda Maria Ratu, Paroki  Santo  Yusup  Pekerja – Gondhang Winangun  Klaten
  2. Presidium Ratu Saksi Iman
  3. Presidium Panunggiling Leres
  4. Presidium Ceri Kids
  5. Presidium Regina Pacis
  6. Presidium Bejana Gading (Senior – Junior)

 

  1. Presidium tergabung langsung Komisium
  2. Maria Tak Bercela, Paroki Santa Maria Diangkat Ke Surga – Palur Karanganyar
  3. Maris Stella, Paroki Santo Paulus – Kleco Surakarta
  4. Maria Immaculata, Paroki Santo Antonius – Purbayan, Surakarta
  5. Bunda Hati Kudus,  Paroki Santo Antonius – Purbayan, Surakarta
  6. Ibuning Pirembag Sae,  Paroki Santa Maria Asummpta – Klaten
  7. Ratu Rosario Suci,  Paroki Santo Petrus – Purwosari, Surakarta
  8. Perlindungan Orang Berdosa, Paroki Santo Petrus – Purwosari, Surakarta
  9. Ratu Pecinta Damai,  Paroki Kristus Raja – Solo Baru , Sukoharjo
  10. Pintu Surga,  Paroki Kristus Raja – Solo Baru, Sukoharjo
  11. Ratuning Katentreman,   Paroki Administratif  Santa Maria Asummpta – Cawas, Klaten
  12. Stella  Maris  (Junior),    Paroki Santo Antonius – Purbayan, Surakarta
  13. Maria Bintang Laut (Junior), Paroki Santo Antonius – Purbayan, Surakarta
  14. Ratu Rosario Suci  (Junior),   Paroki Kristus Raja – Solo Baru, Sukoharjo
  15. Bintang Samudera  (Junior),   Paroki Kristus Raja – Solo Baru, Sukoharjo

 

  1. Kuria Kebijaksanaan Magelang
  2. Panglipuring Tiyang Sedih, Mungkid
  3. Ratu Rosario, Paroki St. Ignatius Magelang
  4. Ratu Pencinta Damai, Seminari Mertoyudan
  5. Bunda Yesus, Seminari Mertoyudan
  6. Bintang Timur, Seminari Mertoyudan
  7. Ratu Para Rasul, Seminari Mertoyudan
  8. Ratu Pecinta Damai, Seminari Mertoyudan
  9. Bunda Penolong Abadi, Paroki Panca Arga

 

  1. Kuria Bunda Kerahiman Nanggulan
  2. Pangunsening Tiyang Dosa, Paroki Klepu
  3. Sekar Mawar ingkang Ngemu Wados, Paroki Klepu
  4. Gapuraning Swarga, Paroki Klepu
  5. Bintang Timur 2, Paroki Klepu
  6. Pangiloning Leres 2, Paroki Klepu
  7. Putri Kerahiman, Paroki Klepu
  8. Maria Pangajeng-ajeng Tiyang Dosa, Paroki Klepu
  9. Ratuning Para Rasul, Paroki Nanggulan
  10. Bintang Timur 1, Paroki Nanggulan
  11. Ratuning Rosario Suci, Paroki Nanggulan
  12. Paniloning Leres 1, Paroki Nanggulan
  13. Mater Dei, Paroki Nanggulan

 

  1. Kuria Bintang Timur Pugeran
  2. Pangiloning Leres, Paroki Pugeran
  3. Ratuning Katentreman, Paroki Pugeran
  4. Cupu Rohani, Paroki Pugeran
  5. Pohon Sukacita, Paroki Pugeran
  6. Ibu Marganingsih, Paroki Pugeran
  7. Risang Mawar Minulya, Paroki Pugeran

 

  1. Kuria Cermin Kekudusan Minomartani
  2. Maria Pengantara Segala Rahmat, Condong Catur
  3. Ratu Pencinta Damai, Banteng
  4. Ratu Kerahiman
  5. Gapuraning Swarga, Pakem
  6. Bunda Penolong Abadi, Nandan

 

  1. Kuria Bunda yang tak Bercela Kumetiran
  2. Pangunsening Tiyang Dosa, Suryowijayan Kumetiran
  3. Ratu Pencinta Damai, Bumijo Kumetiran
  4. Ratu Para Rasul, Kumetiran

 

  1. Kuria Ibu Marganingsih Kalasan
  2. Bunda Rahmat Ilahi, Kalasan
  3. Bunda Penuh Kasih, Karang Berbah
  4. Bunda Penolong Abadi, Maguwo
  5. Ibu Penuh Ing Sih, Sumber Berbah
  6. Felites Pintu Surga, Berbah

 

  1. Presdium yang tergabung di Komisiun
  2. Sekar Mawar Ingkang Ngemu Wados, Pringgolayan
  3. Pangiloning Leres, Kidul Loji
  4. Titian Kebahagiaan, Bintaran
  5. Ratu Rosario Yang Amat Suci, Bintaran
  6. Bunda Ratu Rosario, Pringwulung
  7. Pengantara Segala Rahmat, Wonosari
  8. Pintu Surga, Babadan
  9. Ratu Pencinta Damai, Panti Rapih
  10. Lintang Panjer Enjing, Pringgolayan

 

  1. Komisium Ratu Damai Keuskupan Purwokerto
  2. Kuria Ratu Pencinta Damai Cilacap
  3. Bunda Hati Kudus, Cilacap
  4. Bejana Rohani, Cilacap
  5. Bunda Kristus, Sidareja
  6. Rumah Kencana, Jeruk Legi
  7. Maria Ratu Segala Hati, Kawunganten
  8. Bejana Rohani, Sawangan

 

  1. Kuria Ratu Surga Purbalingga
  2. Ratu Pencinta Damai, Purbalingga
  3. Maria Marganingsih, Plumutan
  4. Pintu Surga, Kalialang
  5. Gapuraning Swarga, Kedung Benda

 

  1. Kuria Menara Gading Banyumas – Klampok
  2. Tahta Kebijaksanaan, Klampok Banjarnegara
  3. Bunda Penebus, Purwonegoro Banjarnegara
  4. Santa Maria Immaculata, Banyumas
  5. Bunga Mawar yang Gaib, Karangrau Banyumas

 

  1. Kuria Ratu Semesta Alam Purworejo
  2. Bunda Penuh Pengasihan, Purworejo
  3. Bunda Kerahiman, Purworejo
  4. Bunda Penebus, Cangkrep
  5. Maria Bunda Penasehat yang Baik, Purwosari
  6. Pohon Sukacita, Ketangi Purwosari

 

  1. Paroki Kutoarjo
  2. Rumah Kencana, Paroki Kutoarjo
  3. Ratu Pecinta Damai, Paroki Kutoarjo
  4. Keselamatan Orang Sakit, paroki Kutoarjo
  5. Penyalur Rahmat, Paroki Kutoarjo

 

  1. Presidium dibawah Komisium Ratu Damai Keuskupan Purwokerto
  2. Maria Ratu Damai,  Reco Paroki Kapencar
  3. Bintang Timur, Paroki Kebumen
  4. Pintu Surga, Paroki Gombong
  5. Bintang Timur, Paroki Slawi
  6. Bunda Hati Kudus, Paroki Tegal
  7. Regina Angelorum, Paroki Purwokerto Timur
  8. Regina Misericordiae, Paroki Purwokerto Timur
  9. Mater Christi Regis, Paroki Katedral Purwokerto
  10. Mater Stella Maris, Paroki Katedral Purwokerto
  11. Rumah Kencana, Paroki Pemalang
  12. Pra presidium, Paroki Wonosobo
  13. Pra presidium, Paroki Wonosobo
  14. Pra presidium, Paroki Wonosobo
  15. Pra presidium, Paroki Wonosobo
  16. Pra presidium, Paroki Wonosobo

 

Jumlah anggota seluruh presidium yang tergabung dalam Regia Semarang sebanyak  3.071 orang, terdiri dari anggota aktif: 2.022 orang, anggota Auxilier: 798 orang, anggota Pretorian: 64 orang, anggota Ajutorian: 54 orang dan Felites: 133 orang. Rata-rata setiap presidium mempunyai anggota aktif 2.022 : 164 = 12 orang.

 

Sharing Iman

Sebagai legioner, kunjungan merupakan tugas perutusan  yang selalu membahagiakan kendati kadang fisik capek dan alam kurang mendukung.  Kunjungan kali ini dilakukan kepada Pak Ali Ridwan yang hanya bisa melihat dengan memakai satu mata. Saat itu ia dirawat di rumah sakit karena radang mata.  Anggota legio yang berkunjung waktu itu adalah bruder pendamping dan anggota legio lain. Tak lama kemudian Pak Ali sudah boleh kembali ke rumah, kendati sakitnya belum sepenuhnya sembuh.

Kunjungan ini rupanya begitu mengesankan Pak Ali, sampai-sampai ia berjanji bila matanya sembuh ia akan mendirikan legio dalam agamanya. Ia bukan merupakan umat Katolik. Dalam perjalanan waktu, proses pengobatan rupanya tidak berhasil, malah  ia mengalami kebutaan total. Kedua matanya tidak bisa melihat. Ketika dikunjungi di rumahnya, ia mengatakan, “Saya masih ingat wajah anda semua dengan mendengarkan suara anda.” Akhirnya ia belajar huruf braille. Teman-teman dan tetangga Pak Ali heran  mengapa ia  mempunyai banyak teman. Pak Ali pun memperkenalkan teman-temannya yang selalu setia mengunjunginya. Pak Ali merasa bahagia dikunjungi oleh anggota Legio Mariae. Ia bahagia dalam kebutaannya karena  merasa tidak sendirian sendirian menjalani hidupnya di dunia ini. Ia tidak bisa melihat, tapi ia bisa merasakan banyak orang mencintainya.  (Pak Johannes Handiman – Semarang).