Sejak Nopember 2018 mulai digagas oleh Bapak Uskup KAS tentang pentingnya pastoral yang lebih sungguh-sungguh di Kawasan “sabuk Merbabu”. Hal itu dilatarbelakangi oleh keprihatinan yang sempat didengar Uskup tentang semakin berkurangnya umat karena pelbagai sebab. Gagasan itu diserahkan ke Vikep Kedu untuk menindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan penyiapan. Penyiapan Dewan Wilayah dan pertemuan-pertemuan intensif antar wilayah yang akan disatukan dalam penataan Kawasan, meliputi Wilayah Petung, Pakis, Kaponan, Ngablak dan Getasan.

Penataan kawasan ini pada awalnya akan dikelola sebagai stasi, tetapi dirasa sangat “nanggung”, maka diputuskan untuk langsung berstatus “Paroki Administratif” dengan imam yang berdomisili di Ngablak agar “ketunggon”. Koordinasi imam yang menangani pastoral kawasan ini ada dalam koordinasi penuh dengan Pastor Paroki Santa Maria Fatima Magelang.

Dalam perkembangannya Bapak Uskup mengambil keputusan untuk langsung ditetapkannya pengembangan kawasan “Sabuk Merbabu” dengan status sebagai KUASI PAROKI.

Sejarah
Pada awalnya Ngablak merupakan sebuah stasi dari Paroki Ignatius Magelang. Kegiatan peribadatan dilakukan di sebuah rumah milik Bapak AE Saiman yang difungsikan sebagai “kapel”. Pada tahun 1961 dengan dibangunnya SMP Pertanian “Pendowo” Ngablak, kegiatan peribadatan menggunakan gedung sekolah tersebut. Dengan adanya pemekaran paroki baru, Paroki Santa Maria Fatima pada 13 Oktober 1971, Ngablak menjadi salah satu stasinya bersama dengan Stasi Grabag, Stasi Secang, Stasi Kaponan dan Stasi Pakis.

Awal tahun 1980 dibangun gedung gereja dan pada 29 Juni 1981 diresmikan Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus oleh Kardinal Julius Darmaatmadja. Dalam perkembangan selanjutnya berdasar Surat Keputusan Uskup Keuskupan Agung Semarang Nomor 0938/B/I/b-81/19 tanggal 29 Juni 2019 diputuskan bahwa Wilayah Ngablak ditetapkan menjadi Kuasi Paroki yang meliputi Wilayah Ngablak, Wilayah Kaponan, Wilayah Pakis dan Lingkungan Petung yang berasal dari Paroki Santa Maria Fatima Magelang serta Wilayah Getasan yang berasal dari Paroki Kristus Raja Semesta Alam Tegalrejo Salatiga. Peresmian Kuasi Paroki Ngablak oleh Bapak Uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko pada tanggal 12 Agustus 2019.

Wilayah dan Batas
Lingkungan : 20
Wilayah : 5

Batas

Utara: Paroki Santo Yusup Ambarawa
Timur: Paroki Kristus Raja Semesta Alam Tegalrejo
Selatan: Paroki Santa Yusup Mertoyudan
Barat: Paroki Santa Maria Fatima

Kuasi Paroki St. Petrus dan Paulus
Ngablak

Jadwal Misa

Harian

05.30 WIB (Senin, Selasa, Kamis, Jumat)

 

Jumat Pertama

Kamis, 18.00 WIB di Goa Maria Pereng Getasan

Jumat, 16.00  WIB di Kuasi Paroki


Minggu 

Minggu, 07.00 WIB

Profil Kuasi Paroki

Sekilas

Sejak Nopember 2018 mulai digagas oleh Bapak Uskup KAS tentang pentingnya pastoral yang lebih sungguh-sungguh di Kawasan “sabuk Merbabu”. Hal itu dilatarbelakangi oleh keprihatinan yang sempat didengar Uskup tentang semakin berkurangnya umat karena pelbagai sebab. Gagasan itu diserahkan ke Vikep Kedu untuk menindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan penyiapan. Penyiapan Dewan Wilayah dan pertemuan-pertemuan intensif antar wilayah yang akan disatukan dalam penataan Kawasan, meliputi Wilayah Petung, Pakis, Kaponan, Ngablak dan Getasan.

Penataan kawasan ini pada awalnya akan dikelola sebagai stasi, tetapi dirasa sangat “nanggung”, maka diputuskan untuk langsung berstatus “Paroki Administratif” dengan imam yang berdomisili di Ngablak agar “ketunggon”. Koordinasi imam yang menangani pastoral kawasan ini ada dalam koordinasi penuh dengan Pastor Paroki Santa Maria Fatima Magelang.

Dalam perkembangannya Bapak Uskup mengambil keputusan untuk langsung ditetapkannya pengembangan kawasan “Sabuk Merbabu” dengan status sebagai KUASI PAROKI.

Sejarah

Pada awalnya Ngablak merupakan sebuah stasi dari Paroki Ignatius Magelang. Kegiatan peribadatan dilakukan di sebuah rumah milik Bapak AE Saiman yang difungsikan sebagai “kapel”. Pada tahun 1961 dengan dibangunnya SMP Pertanian “Pendowo” Ngablak, kegiatan peribadatan menggunakan gedung sekolah tersebut. Dengan adanya pemekaran paroki baru, Paroki Santa Maria Fatima pada 13 Oktober 1971, Ngablak menjadi salah satu stasinya bersama dengan Stasi Grabag, Stasi Secang, Stasi Kaponan dan Stasi Pakis.

Awal tahun 1980 dibangun gedung gereja dan pada 29 Juni 1981 diresmikan Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus oleh Kardinal Julius Darmaatmadja. Dalam perkembangan selanjutnya berdasar Surat Keputusan Uskup Keuskupan Agung Semarang Nomor 0938/B/I/b-81/19 tanggal 29 Juni 2019 diputuskan bahwa Wilayah Ngablak ditetapkan menjadi Kuasi Paroki yang meliputi Wilayah Ngablak, Wilayah Kaponan, Wilayah Pakis dan Lingkungan Petung yang berasal dari Paroki Santa Maria Fatima Magelang serta Wilayah Getasan yang berasal dari Paroki Kristus Raja Semesta Alam Tegalrejo Salatiga. Peresmian Kuasi Paroki Ngablak oleh Bapak Uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko pada tanggal 12 Agustus 2019.

Wilayah dan Batas

Lingkungan :  20
Wilayah : 5

Batas 

Kuasi Paroki St. Petrus Dan Paulus

Ngablak