Berawal dari rangkaian peringatan 75 tahun Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran tahun 2019 yang bertemakan BERLIAN (Berbagi, Peduli, Perhatian) khususnya untuk KLMTD ( Kaum Lemah Miskin Tersingkir dan Difabel), terbentuklah Komunitas Misa Inklusi Difabel. Komunitas ini berproses dari Panitia Misa Inklusi UBK (Umat Berkebutuhan Khusus) yang dibentuk oleh bidang Yanmas untuk sekedar menyapa dan memberi perhatian pada difabel atau Umat Berkebutuhan Khusus.
Sebagai upaya sosialisasi dan edukasi tentang difabel terutama secara praktis berkomunikasi dan memperlakukan difabel dengan baik, Panitia Misa inklusi UBK membuat Sarasehan 75 tahun Paroki Kumetiran dengan tema “Ramah Bagi Semua” pada 18 Oktober 2019. Sarasehan ini mengundang ketua lingkungan dan wilayah, pengurus dan karyawan gereja, petugas liturgi serta perwakilan keluarga UBK. Selanjutnya sebagai puncaknya adalah Misa Inklusi Difabel pada 1 Desember 2019. Tercatat ada 49 UBK yang hadir. Istimewanya 2 kegiatan tersebut melibatkan remaja dan kaum muda diantaranya Pendamping PIA, Multimedia, OMK lingkungan, Misdinar juga prodiakon dan terutama bidang Yanmas yang penuh semangat menjadi penggerak tim, walau tidak lepas dari kendala disela padatnya persiapan Natal.
Hari ini 8 Januari 2020 dipilih sebagai pertemuan perdana Komunitas Misa Inklusi Difabel Kumetiran sekaligus bersyukur dan mengevaluasi acara yang telah terlaksana dan mempersiapkan rencana ke depan dengan didampingi oleh Romo Paroki sekaligus Vikep Kategorial KAS, Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr.
Pertemuan ini diisi dengan dinamika kelompok yang bernuansa penguatan kelompok, membangun komunikasi dan kepercayaan antara personil, satu sama lain. Sharing difasilitasi suter Yosefa PMY, dilanjutkan dengan penguatan perspektif tentang difabel oleh mbak Widi Astuti, serta pemantapan terhadap pelayanan oleh Rm Santo. Semua refleksi, info dan pemantapan dikemas menjadi rencana tindak lanjut untuk tahun 2020.
Pertemuan perdana ini, diakhiri dengan makan malam bersama dan untuk semakin memeriahkan suasana natal yang identik dengan sukacita dalam kesederhanaan, diadakan saling bertukar kado silang. Kado silang dengan nominal 10 ribu, berupa barang bukan makanan atau sembako dan dibungkus koran.
Semoga segala hal yang sudah dilakukan dan akan dilaksanakan direstui semesta, memiliki daya ubah dan berkenan diterima Allah dengan kerahiman-Nya, sebagai persembahan hidup kami yang jauh dari sempurna