Sejarah Kelahiran
Kelompok Doa Kerahiman Ilahi, atau juga sering disebut Peguyuban Devosi Kerahiman Ilahi, berkembang sejak persiapan perayaan Hari Minggu Kerahiman Ilahi (22/04/2001). Dalam suatu kesempatan bertemu dengan Bapa Uskup Agung Semarang, Mgr. Ignatius Suharyo pada hari Kamis Putih (12/04/2001), gagasan ingin merayakan pesta kerahiman ilahi dan usaha memperkenalkan Kerahiman Ilahi disampaikan kepada beliau. Beliau merestui rencana perayaan dan sosialisasi tersebut.
Sepuluh hari kemudian, pesta Kerahiman Ilahi dirayakan di gereja-geraja di Semarang, salah satunya adalah geraja Katedral Semarang. Ternyata berdasarkan laporan dari gereja-gereja yang mengadakan perayaan tersebut, perayaan Pesta Kerahiman Ilahi dihadiri oleh banyak umat dan perayaan terlaksana dengan meriah. Kehadiran umat dan perayaan yang begitu meriah tersebut diluar dugaan panitia yang sejak awal panitia bimbang dan ragu mengadakan perayaan dan sosialisasi. Kuat kuasa Tuhan dirasakan oleh panitia sungguh hadir dalam perayaan itu.
Kegiatan tersebut ternyata tidak berhenti di hari itu. Beberapa hari kemudian beberapa umat menghendaki perlunya dibentuk sebuah kelompok atau paguyuban. Maka terbentuklah kelompok dengan nama yang sama dengan nama perayaan itu yaitu Kelompok Doa Kerahiman Ilahi atau bisa juga disebut Paguyuban Devosi Kerahiman Ilahi.
Devosi Kerahiman Ilahi
Kerahiman Ilahi sudah menjadi ajaran dan praktek devosi sejak Gereja Purba. Namun devosi yang lebih khusus kepada Kerahiman Ilahi baru berkembang pesat sejak diwahyukannya dalam bentuk yang lebih jelas dan mendesak oleh Yesus sendiri kepada St. Faustina (1905-1938), seorang biarawati Bunda Berbelas Kasih dari Polandia.
Pada tahun 1931, Yesus menampakkan diri kepda St. Faustina. Tuhan menginginkan umat manusia datang mendekati hati-Nya yang Maharahim. St. Faustina menunjukkan cara-cara menghayati devosi kerahiman ilahi. Cara-cara tersebut adalah
- menghormati gambar kerahiman ilahi,
- mendoka doa koronka,
- merayakan hari Minggu Kerahiman Ilahi dan mendoakan novena kerahiman ilahi,
- berdoa pada saat atau jam kerahiman (kurang lebih pk. 15.00),
- menyebar luaskan devosi kepada semua orang di seluruh dunia.
Devosi kepada kerahiman ilahi diresmikan oleh Paus Johannes Paulus II, saat mengumumkan kanosiasi Santa Faustina, rasul kerahiman ilahi, pada hari Minggu (30/04/2000) di Vatikan. Paus meminta agar sejak pengumuman itu, Gereja katolik di seluruh dunia merayakan hari Minggu Paska II sebagai hari Minggu Kerahiman Ilahi.
Visi dan Misi
Visi, menjadi pewarta devosi kerahiman ilahi agar devosi kerahiman ilahi dihayati dalam kehidupan umat beriman seperti pesan Yesus kepada Santa Faustina.
Misi, dengan restu hirarki Gereja Katolik, kelompok doa Kerahiman Ilahi mensosialisasikan devosi kerahiman ilahi kepada umat di mana pun.
Kegiatan
Kegiatan kelompak doa devosi kerahiman ilahi dapat digolongkan ke dalam 3 bagian, yaitu ibadat, pelayanan, dan kegiatan lainnya.
- Ibadat atau Doa
Tiga ibadat yang dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2001
- Pesta Kerahiman setiap Minggu Kerahiman Ilahi (Minggu Paska II) didahului dengan novena kerahiman ilahi mulai Jumat Agung,
- Perayaan Hati Yesus yang Mahakudus setip bulan Juni,
- Pesta nama St. Faustina, tanggal 5 Oktober.
- Pelayanan
Kelompok juga sering memberikan pelayanan, berupa pelayanan doa dan pengajaran. Pelayanan doa, khususnya doa koronka, diberikan kepada umat yang meminta didoakan, pada umumnya doa untuk orang yang sedang sakit maupun yang sudah meninggal.
Pelayanan pengajaran diberikan kepada umat yang meminta penjelasan mengenai kerahiman ilahi. Pengajaran dilakukan secara lisan maupun melalui animasi yaitu menonton film ‘Time for Merc”. Bahan pengajarannya tiada lain riwayat hidup St. Faustina. Bentuk pengajaran bisa berupa rekoleksi, seminar maupun pertemuan lain baik formal maupun informal. Kelompok doa juga menyediakan devosionalia (barang-barang rohani) kerahiman ilahi.
- Pertemuan dan kegitan lain
Pertemuan ini meliputi rapat dan sarasehan. Rapat diselenggarakan untuk mempersiapkan dan mengevaluasi acara-acara devosi dan membicarakan keperluan lainnya. Sarasehan dipakai untuk sharing iman sehubungan dengan penghayatan devosi kepada kerahiman ilahi dan penerapannya dalam hidup sehari-hari.
Kegiatan lain dari kelompok doa adalah 1) penyediaan brosur, poster, gambar dan buku atau teks doa. Teks doa yang tersedia antara lain teks novena kerahiman, ibadat koronka, adorasi Sakramen Mahakudus; 2). Penyampaian paket informasi tentang devosi kerahiman ilahi kepada para imam, bruder dan suster; 3) karya belas kasih bersama, antara lain kunjungan ke panti asuhan/adi yuswo, pengumpulan dana peduli kasih; 4) berdoa koronka setiap malam untuk berbagai kepentingan.
Keanggotaan
Untuk menjadi anggota kelompok doa Devosi Kerahiman Ilahi tidak membutuhkan persayaratan dan prosedur yang berbelit-belit. Syarat yang dibutuhkan adalah komitmen kehadiran dalam acara bersama. Kelompok juga tidak menentukan hak dan kewajiban tertentu bagi para anggota.
Organisasi dan Kepengurusan
Status kelompok doa ini merupakan kelompok informal, tidak memiliki ikatan yang ketat dan aturan formal organisasi. Kepengurusan dibentuk sesuai kebutuhan atau seperlunya. Kepengurusan tidak mengenal adanya ketua, yang ada adalah seorang imam pembimbing rohani atau moderator atau spiritual director, administrator, bendahara, pengurus devosionalia dan koordinator penggerak/simpul jaringan kerasulan devosi kerahiman ilahi.
Kelompok Devosi Kerahiman Ilahi dikenal pula dari Gambar Kerahiman Ilahi, yaitu “Yesus, Engkau Andalanku”. Nama ini juga sekaligus menjadi logo atau gambar stempel kelompok doa. Selain menjalin kerjasama dengan kelompok doa lain di Keuskupan Agung Semarang yang tergabung dalam Jaringan Persaudaraan antar Kelompok Doa Keuskupan Agung Semarang, kelompok doa Devosi Kerahiman Ilahi juga menjalin kerjasama dengan pusat-pusat devosi kerahiman ilahi baik tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Lain-lain
Kelompok doa memiliki peralatan ibadat dan barang-barang devosionalia kerahiman ilahi. Sumber dana kelompok doa diperoleh dari sumbangan sukarela umat atau pelaku devosi, penjualan benda-benda devosionalia, dan sumber lain yang sah. Dana merupakan sarana bukan tujuan devosi.
Kelompok doa Devosi Kerahiman Ilahi juga pernah mengadakan penegasan bersama akan jati dirinya. Penegasan ini dilakukan dalam Konvensi Regional Kerasulan Kerahiman Ilahi di Semarang (18-20 Mei 2008). Perwakilan pengurus Devosi Kerahiman Ilahi yang menghadiri konvensi tersebut adalah keuskupan Jakarta, Bogor, Bandung, Purwokerto, Semarang, Malang, Surabaya, Denpasar, Atambau, Pontianak, Medan, Palembang, Tanjungkarang, Pangkalpinang, Padang dan Makasar.
Mengingat kerinduan yang besar akan pendalaman kerahiman ilahi, peserta konvensi sepakat,
- Mengembangkan jaringan kerasulan kerahiman ilahi secara nasional dengan menyelenggarakan konvensi naional I pada tahun 2010 di Surabaya,
- Mewartakan kerahiman ilahi secara baik dan benar kepada sebanyak mungkin umat dalam bimbingan hirarki gereja lokal,
- Mengembangkan pelayanan kerasulan kerahiman ilahi secara kongkrit dengan menanggapi kebutuhan sosial kemasyarakatan.
Sharing Pengalaman Iman
Seorang ibu sakit keras. Selama sebulan, ibu tersebut dikunjungi oleh Kelompok Kerahiman Ilahi pada jam kerahiman. Pada jam kerahiman tersebut didoakan doa kerahimahan. Menjelang dipanggil Tuhan, ibu tersebut memuji Tuhan dengan lagu ‘Yesus, Kau andalanku”. Sejak pukul 12.00 siang sampai pk. 15.00, ibu itu dengan lirih berkali-kali menyebut Yesus, Yesus, Yesus…. Dan pada pk. 15.00, ibu itu makin lemah, makin lemah, dan akhirnya dipanggil Tuhan.