Satu kebiasaan yang amat bagus dalam keluarga-keluarga kristiani terutama di masa pandemi Covid-19 ini ialah berdoa bersama. Doa bersama di sini sungguh-sungguh dalam arti: seluruh keluarga berkumpul dan mengambil waktu untuk doa bersama. Cukup banyak keluarga Katolik yang mengambil waktu malam hari untuk doa bersama. Variasi waktunya bisa berbeda-beda. Risikonya, bila terlalu malam, si kecil sudah ngelempus alias tidur duluan.
Masa pandemi Covid ini justru menantang keluarga-keluarga untuk memperbarui komitmen saling mengasihi satu sama lain. Seringnya berjumpa tentu menjadi berkat yang tak terkira nilainya. Apalagi kalau ada yang sakit atau ada yang berulang tahun. Dukungan dari keluarga sangatlah
dibutuhkan, tentu saja dengan memperhatikan saran-saran kesehatan yang berlaku.
Doa bersama dalam keluarga tentu dapat dilakukan melalui video call atau telepon apabila ada anggota keluarga yang kebetulan sedang berada di lain tempat atau luar kota/ pulau. Yang penting dan harus selalu dihidupkan adalah kemauan untuk berkumpul dan berdoa bersama! Inilah salah satu rahmat di balik semua kesulitan yang kita alami di masa pandemi ini yang membentuk kebiasaan baru. Kebiasaan baru dalam keluarga tentu saja tidak hanya mencakup bidang doa bersama. Ada macam-macam hal yang perlu kita tata kembali.
Sambil mengutip pandangan Konsili Vatikan II, Paus Benediktus XVI berkata, “Keluarga –Gereja rumah tangga– adalah lingkungan pertama dari kehidupan Gereja, khususnya karena perannya yang menentukan dalam pendidikan kristiani anak-anak” (SCar. 27). Dengan doa bersama, ada aspek pendidikan iman yang sedang kita laksanakan, seturut dengan janji perkawinan yang telah kita ucapkan. Sayangnya, pembicaraan tentang iman dan ajakan doa sering terabaikan dalam kebersamaan keluarga, dibandingkan mungkin dengan masalah sekolah atau hiburan seperti drama Korea, kuliner, dan seterusnya.