Sejarah Berdirinya
Kelompok doa “Kelompok 12” muncul pada 29 September 1989, ketika beberapa keluarga dan umat Katolik Paroki Santa Maria Fatima, Magelang Utara pergi ke Tanjungkarang Lampung menghantarkan Rm. A. Suhendri Saekan, Pr. Beliau adalah seorang pastur dari Keuskupan Tanjungkarang Lampung yang bertugas di Paroki Santa Maria Fatima selama kurang lebih satu tahun. Saat di Lampung, dua belas keluarga yang menghantarkan Rm. A. Suhendri Saekan Pr tersebut tertarik akan usaha pengembangan pertanian di daerah dimana Rm. Suhendri berkarya.
Sekembali dari Lampung, Kelompok 12 itu bersepakat mengembangkan pertanian di Magelang memakai model pengelelolaan pertaniaan di Lampung tersebut. Pertanian yang akan dikembangkan adalah menanam kubis dan cabai. Pada waktu itu mereka menyewa lahan pertanian 1 ha untuk ditanami kubis dan cabai. Harga sewa tanah sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah). Oleh karena pertanian yang akan dikembangkan jenis sayuran kubis dan cabai. Akhirnya ditemukan daerah pertanian di Kaponan. Umat dari Stasi Kaponan ini sangat berpengalaman menanam kubis dan cabai. Kelompok ini berjumlah dua belas keluarga, yang terdiri dari 4 keluarga dari Kaponan dan 8 keluarga dari Kota Magelang. Kedua belas keluarga ini semuanya termasuk umat di Paroki Santa Maria Fatima.
Usaha pertanian ini berlangsung satu musim tanam, kurang lebih enam bulanan, namun gagal total. Dikatakan gagal karena pada saat tanaman kubis dan cabai akan dipanen, kubisnya mendadak layu dan membusuk, serta cabainya kering mengeriting. Kegagalan ini disebabkan oleh keadaan tanah yang kurang cocok untuk tanaman jenis kubis dan cabai.
Modal yang dikumpulkan untuk usaha pertanian ini sejumlah Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) habis, karena belum sempat menjual hasil panenannya. Modal tinggal tersisa Rp. 16.000,- (enam belas ribu rupiah).
Kedua belas keluarga yang telah dipersatukan di dalam usaha pertanian di Lampung ini, merasa sayang apabila kelompok ini bubar, karena usaha pertaniannya gagal. Rasa sayang apabila kelompok ini bubar diwujudkan dengan membentuk kelompok doa. Dalam perkembangannya kelompok ini menamakan diri “Kelompok 12” karena terdiri dari dua belas keluarga.
Visi dan Misi
Visi :Terwujudnya persaudaraan dan kesalehan antar keluarga.
Misi :
- Menyelenggarakan doa bersama,
- Menyelenggarakan ziarah ke peziarahan Katolik,
- Menyelenggarakan arisan dan simpan pinjam.
Kegiatan
Setiap minggu ke-4 atau ke-5 dalam bulan, kelompok doa menyelenggarakan doa bersama, tempat di rumah setiap anggota secara bergilir. Sebelum doa, diadakan sharing pengalaman iman antar anggota. Kemudian acara dilanjutkan dengan doa bersama. Ujud doa bersama diperuntukkan bagi kesejahteraan anggota lebih-lebih yang sedang merayakan ulang tahun, untuk kesejahteraan hidup dan karya rama paroki dan keperluan tertentu yang diungkapkan oleh anggota kelompok. Setelah doa usai dilanjutkan kegiatan arisan dan simpan pinjam.
Keanggotaan
Keanggotaan kelompok 12 bersifat tertutup, artinya tidak ada penambahan selain dari anggota yang semula gagal mengusakan pertanian di Lampung.
Organisasi dan Kepengurusan
Organisasi dan kepengurusan “Kelompok 12” terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.
Lain-lain
Selain kegiatan secara periodik berdoa bersama, kelompok ini juga melaksanakan ziarah ke tempat-tempat peziarahan seperti Sendangsono, Tritis daaan lain-lain secara eksidental.