Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang memasuki usia 55 tahun. Secara akta notaris Pengurus Gereja Papa Miskin (PGPM) Paroki Bongsari ini lahir 2 Februari 1968, namun perayaan syukur diselenggarakan pada saat pesta nama Santa Theresia, yaitu setiap 1 Oktober.
Tahun 2023 ini, HUT ke-55 ditandai dengan perayaan Ekaristi dan syukuran di halaman Gereja. Perayaan Ekaristi diselenggarakan secara konselebrasi dan dipimpin oleh Rama Eduardus Didik Chahyono SJ selaku Pastor Kepala.
Setelah Ekaristi, umat diajak untuk makan bersama dengan menu nasi ayam. Makanan disediakan oleh umat. Sembari menikmati santapan, umat disuguhi sajian Paduan Suara dari kelompok usia adiyuswa, remaja dan anak-anak. Ada juga tampilan barongsai yang menyemarakkan acara syukur. Acara semakin membawa sukacita karena panitia pembangunan gedung pastoral paroki berkesempatan berbagi hadiah atas keterlibatan umat dalam membantu proses pembangunan.
Usia Paroki ke-55 tahun, Gereja Santa Theresia dipandang semakin matang dan ditantang untuk terus berbuah berkat. Pada perayaan ulang tahun kali ini, umat Paroki Santa Theresia berusaha merefleksikan semangat Santa Theresia orang suci pelindung Gereja Katolik Bongsari. Salah satu semangatnya adalah ajakan untuk menekuni jalan kecil menuju surga. Santa Theresia mengajarkan agar kita setia dan tekun menjalani keseharian kita sesuai tugas masing-masing meski itu tampak sederhana namun perlu dilaksanakan dengan cinta yang besar.
Semangat inilah yang dihidupi umat Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang. Rama Eduardus Didik Chahyono SJ, Pastor Paroki mengungkapkan, ”Paroki Santa Theresia Bongsari pantas bersyukur bahwa paguyuban umat dirasakan sangat kokoh. Banyak umat bersedia ikut serta dalam dinamika hidup menggereja sesuai dengan perannya masing-masing. Semua dijalani dengan cinta yang besar.”
Rama Didik SJ bersyukur kepada Tuhan bahwa ketekunan menjalani jalan kecil dan sederhana tersebut membuahkan hasil. Oleh keuskupan Agung Semarang, pengelolaan dan pelayanan Paroki Santa Theresia dipandang baik meski masih ada yang perlu ditingkatkan.
“Komunitas Adiyuswa memperoleh juara 1 paduan suara kelompok umat lanjut usia. Orang Muda Katoliknya menyabet juara 2 lomba paduan suara ketegori remaja dewasa. Murid SD Kanisius Kurmosari yang biasa berlatih di Gereja Santa Theresia juga memperoleh juara 1. Ketekunan dan paguyuban umat terasa kokoh tampak dalam usaha membangun gedung pelayanan pastoral yang berguna bagi umat dan masyarakat. Dana yang dibutuhkan sangat tinggi dan umat bersedia saling membantu dengan berbagai upaya. Paroki Santa Theresia pantas bersyukur atas banyak berkat yang diterimanya,” ucapnya.
Pada usia ke-55 tahun ini, Paroki Santa Theresia ditantang untuk dapat menjadi berkat dan inspirasi bagi banyak orang. Pelayanan Piring Kasih, program memberikan makan gratis kepada masyarakat sekitar gereja makin menjadi gerak bersama yang dilakukan di gereja-gereja yang lain. Menghadapi tahun politik ini, Paroki Santa Theresia Bongsari juga aktif menyelenggarakan pendidikan kebangsaan. Semua generasi umat paroki diajak terlibat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Umat didorong bersedia menjadi pengurus RT, RW, Kelurahan dan lembaga-lembaga lain.
“Umat Katolik perlu mengambil peran yang lebih signifikan, khususnya bersedia ikut pemilu dan memilih pemimpin negara yang selaras dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” tandas Rama Didik SJ. (Elwin)