Cinta

Ketika rasa nyaman itu makin dihidupi, timbullah rasa cinta. Rasa cinta inilah yang akan semakin menggerakkan orang untuk terus menerus tinggal dalam Kristus. Rasa nyaman bersama Kristus belumlah cukup. Rasa itu harus terus dikembangkan dan dihidupi sehingga orang sampai pada taraf merasakan cinta.

Rasa cinta itu tidak hanya berhenti pada rasa perasaan tetapi harus menembus sampai ke kedalaman hati. “Aku tresno Yesus. Jero-jero banget” demikian sebuah terjemahan lagu dalam bahasa Jawa. Rasa cinta yang mendalam harus tumbuh dalam hati setiap murid.

Gambaran cinta sepasang kekasih dapat memudahkan kita untuk mengerti dan memahami betapa cinta harus mendasari keintiman relasi kita dengan Kristus. Ketika seorang pemuda mulai tertarik dengan pemudi, mulailah ia mencari tahu tentang pemudi itu dan melakukan pendekatan. Seiring perjalanan waktu, cinta yang sudah tumbuh itu akan semakin subur. Banyak hal akan dilakukan pemuda itu untuk mendapatkan pemudi idamannya itu.

Ketika pemudi itu sudah menjadi kekasihnya, apakah cinta pemuda itu akan berhenti. Ternyata tidak. Cinta sang pemuda justru akan semakin membara. Rasanya ada yang kurang kalau dalam sehari tidak menjalin kontak, entah lewat SMS, WA, atau bahkan telepon. Akhir pekan pun menjadi saat yang ditunggu untuk bisa pergi dolan berdua. Semua itu dilakukan karena pemuda itu sangat mencinta kekasihnya.

Ketika akhirnya mereka berdua menikah, apakah cinta sang pemuda lalu menghilang? Ternyata tidak juga. Cinta yang telah menyatukan mereka dalam ikatan perkawinan itu semakin menggerakkan pemuda itu untuk mewujudkan rasa cintanya. Ia bekerja membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Cinta telah menggerakan pemuda itu dalam tindakan nyata.

Saya percaya, dalam perjalanan menjadi seorang murid telah banyak perjuangan yang Anda lakukan. Ada yang harus berjuang melawan penolakan orang tua. Ada yang rela diusir dari tengah keluarganya gara-gara memilih menjadi murid Kristus. Semua itu dilakukan untuk mengejar Sang Kekasih, yaitu Kristus.

Ketika Kristus telah menjadi tambatan hati, perjalanan baru dimulai. Babtisan yang diterima bukanlah garis finish. Babtisan itu harus terus menerus dihidupi secara nyata dalam hidup sehari-hari. Adalah salah mengartikan keselamatan dalam Kristus hanya berhenti pada babtisan yang diterima. Kalau kita sudah cinta dengan Kristus, maka cinta itu mesti menggerakkan kita untuk terus menerus mencari dan mencari Kristus.

Mengikuti Kristus tidaklah mudah. “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiku [Mat 10:38].” Namun, segala kesulitan itu akan menjadi lebih ringan ketika kita sungguh mencintai Kristus. Cinta akan menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin sebab Kristus tidak akan meninggalkan murid-Nya. Ia senantiasa menyertai sampai akhir zaman.