Bulan Katekese Liturgi Tahun 2021

Twitter
WhatsApp
Email

Sudah sejak bulan Maret 2020 negara kita Indonesia dan bahkan seluruh dunia dirundung oleh wabah Virus Corona yang biasa disebut dengan pandemi

Covid-19. Hingga hari ini, pandemi itu masih terus berlangsung. Pemerintah bersama seluruh warga masyarakat Indonesia, termasuk juga Gereja, berpadu dalam kerja sama untuk menanggulangi pandemi ini dengan berbagai protokol kesehatan yang ketat, dan sejak bulan Januari 2021 vaksinasi mulai diberikan.

Kita tahu bahwa pandemi Covid-19 ini meluluhlantakkan kehidupan di hampir semua sektor. Dari wabah yang mudah sekali menular ini, berbagai bidang kehidupan dihantam berbagai cobaan dan persoalan, tak terkecuali pula bidang kehidupan beragama, termasuk kehidupan iman orang-orang Katolik.

Paus Fransiskus tidak henti-hentinya menyemangati umat Katolik di seluruh dunia ini untuk ambil bagian dalam upaya penanganan dan penanggulangan pandemi ini, serta menguatkan iman kita. Paus Fransiskus memaklumkan Tahun Santo Yusuf dari 8 Desember 2020 hingga 8 Desember 2021, agar Santo Yusuf melindungi Gereja dan seluruh umat manusia dengan doa dan teladannya yang selalu rela terus bekerja di belakang layar untuk ambil bagian dalam karya keselamatan Allah melalui Kristus. Begitu pula para Gembala kita, para Uskup, Rama Paroki terus berkoordinasi secara amat baik dengan pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi pandemi ini. Dari segi liturgi dan peribadatan pun muncul aneka usaha untuk mengungkapkan dan merayakan iman kita, khususnya melalui Misa online atau Misa live-streaming yang kemudian menjadi sangat biasa dan familier bagi umat beriman. Hanya saja lalu banyak pertanyaan dan persoalan di seputar Misa online ini. Selain itu persoalan pastoral juga muncul ketika Misa offline atau Misa yang sesungguhnya di gereja/kapel mulai diadakan, tetapi tampak kurang ditanggapi dengan antusias oleh sebagian umat.

Bulan Katekese Liturgi (BKL) tahun 2021 ini mengambil judul: Tinggal dalam Kristus dan Berbuah. Ber-Ekaristi dalam Masa Pandemi. Tema “Tinggal dalam Kristus dan Berbuah” jelas menunjuk pada tema Arah Dasar KAS 2021-2025. Padahal pengalaman dan kegiatan Gereja yang paling istimewa dan puncak dalam mengalami peristiwa tinggal dalam Kristus itu justru dalam perayaan Ekaristi. Sementara itu, Ekaristi sekarang umumnya dirayakan dengan sederhana dan terbatas, baik dalam bentuk Misa offline di gereja maupun Misa online. Dengan BKL 2021 ini, Komisi Liturgi KAS ingin mendampingi umat dalam mendalami makna Ekaristi di tengah masa pandemi ini, sambil juga merayakan Tahun Santo Yusuf yang selalu kita kenang dalam doa dan liturgi kita. Semoga berkat doa Santo Yusuf, pandemi ini segera berakhir, dan kehidupan kita khususnya dalam liturgi dan peribadatan, menjadi normal kembali: kita bisa berjumpa lagi dalam perayaan Ekaristi di gereja atau kapel sebagai Gereja yang sesungguhnya, yaitu umat beriman yang berhimpun di sekitar altar Tuhan (bdk. LG 26).

Bulan Katekese Liturgi 2021 ini telah memasuki tahun yang ke-22. Tema BKL senantiasa mengikuti gerak Keuskupan Agung Semarang dan sekaligus Gereja universal, sambil tetap membumi di dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara di NKRI ini. Semoga dengan katekese ini, iman umat Katolik semakin diperdalam dan wawasan kita diperluas, terlebih dalam menghadapi kebingungan di seputar liturgi dan peribadatan selama masa pandemi ini.

Seperti tahun-tahun lalu, renungan harian yang ditawarkan di sini merupakan bahan renungan yang dapat dibaca secara pribadi atau dibacakan dalam acara doa bersama, khususnya doa Rosario keluarga atau lingkungan. Diharapkan pula, seluruh keluarga berkumpul bersama setiap malam untuk berdoa Rosario dan merenungkan bahan BKL ini, agar hidup seluruh anggota keluarga selalu dekat dengan Tuhan dan diberkati dalam seluruh jalan. Bahan BKL ini memang digunakan selama bulan Mei, yang menjadi bulan Maria, tetapi umat juga dapat menggunakannya pada bulan Oktober. Berhubung masih masa pandemi, tentu saja renungan bersama kelompok lingkungan atau yang lebih luas dapat diadakan melalui media sosial. Intinya diharapkan: pentingnya menjaga kebersamaan dan paguyuban umat Katolik dan selanjutnya solidaritas atau bela rasanya kepada sesama di tetangga kita dan masyarakat pada umumnya.