Ekaristi Sumber Kekudusan Zaman Now
Santo Yohanes dari Salib menganjurkan untuk berusaha senantiasa tinggal di hadapan Allah, entah riil, imajinatif, ataupun unitif, sejauh karya memungkinkan. Akhirnya, kerinduan akan Allah mau tak mau harus diungkapkan dengan berbagai cara melalui hidup kita sehari-hari: “Bertekunlah dalam doa tanpa mengabaikannya, bahkan di tengah-tengah kesibukan lahiriah. Entah kamu makan atau minum, entah berbincang dengan orang lain atau melakukan apa pun juga, inginkanlah Allah selalu dan tambatkanlah hatimu kepada-Nya” (GE No. 148).
Itulah ajakan Paus Fransiskus kepada kita semua agar kita mewujudkan kekudusan zaman now dengan cara hidup mengarahkan diri kepada kehendakTuhan, meluangkan waktu untuk memikirkan hadirat-Nya dan melaksanakan tugas atau aktivitas harian kita tanpa sedetik pun memalingkan wajah kita dari kebaikan dan kerahiman-Nya yang menyertai hidup Bagaimana dapat dilaksanakan? Melalui Perayaan Ekaristi, kita menerima anugerah-anugerah kehidupan. Ritus Pembuka memberikan kesempatan kepada kita untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam kebersamaan sebagai anggota Gereja yang berdosa namun dipanggil untuk mengalami berkat-Nya. Liturgi Sabda membawa kepada kita kelimpahan Sabda Tuhan yang kita dengar dari Kitab Suci dan diperdalam melalui homili tentang apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita laksanakan atau wujudkan dalam hidup harian. Dalam Liturgi Ekaristi kita diajak masuk ke dalam persekutuan nyata dengan Tuhan Yesus dan bersama umat yang lain melalui penerimaan Komuni Kudus dari roti yang dipecah-pecah dan dibagikan kepada semua jemaat. Sementara, dari Ritus Penutup, kita semua diutus mewartakan dan mewujudkan Kabar Baik dalam hidup sehari-hari berdasarkan amanat Sabda dan Roti Ekaristi yang telah kita sambut.
Kita dipersatukan dalam Perayaan Ekaristi yang menguduskan sekaligus membawa tugas perutusan untuk mewartakan Kabar Baik. Acara harian, kesempatan bekerja, atau apa pun kegiatan kita tidak sekadar suatu acara, namun mengalir dari rahmat Ekaristi yang kita rayakan atau bersumber dari Ekaristi untuk menyemangati dan memaknai peristiwa hiduo harian. Inilah perwuiudan kekudusan zaman now.