Persaudaraan Sejati yang Lahir dari Ekaristi
Ketika bertugas sebagai perwakilan Takhta Suci Vatikan (Apostolic Visitor) untuk Bulgaria yang mayoritas penduduknya adalah warga Gereja Kristen Ortodoks, Mgr. Angelo Roncalli hadir dan menawarkan semangat persaudaraan yang tulus. Relasi antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks yang semula kaku, lambat laun menjadi cair karena ketulusan, kesederhanaan, dan keterbukaan Mgr. Angelo Roncalli kepada saudara-saudara Ortodoks. Ketika ia wafat sebagai Paus Yohanes XXIII pada tanggal 3 Juni 1963, warga Bulgaria menyebutnya sebagai “Nyala Lilin dari jendela kami di Bulgaria”. Ketulusan dalam merajut persaudaraan amatlah berharga ketika semua diliputi kekakuan dan kebencian.

Persaudaraan muncul dari cahaya iman. Iman menuntun orang beriman — apa pun agamanya — untuk memandang dalam diri dan sesamanya sebagai seorang saudara lelaki atau perempuan untuk didukung dan dikasihi. Melalui iman kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta, dan seluruh umat manusia, umat beriman dipanggil untuk menyatakan persaudaraan manusia ini dengan melindungi ciptaan dan seluruh alam semesta serta mendukung semua orang, terutama mereka yang paling miskin dan yang paling membutuhkan. Begitulah isi dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Beragama, Perjalanan Apostolik Bapa Suci Fransiskus ke Uni Emirat Arab, 3-5 Februari 2019.

Bagi kita umat Katolik, semangat persaudaraan ini kita temukan sumbernya dalam Perayaan Ekaristi. Bukankah dalam Ekaristi kita menyambut roti yang sama? Artinya, kita disatukan dalam Kristus yang satu dan sama. Dengan demikian, kita disatukan satu sama lain sebagai saudara. Persaudaraan ini tidak hanya berhenti saat Ekaristi namun dibawa dalam hidup sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *