Ars Celebrandi (Seni Merayakan Misa)
Pak Paulus bersiap-siap berangkat ke rumah Pak Frans untuk menghadiri Misa Peringatan 1 tahun Ibu Frans dipanggil Tuhan. Pak Timoti yang juga akan menghadiri Misa tersebut kebetulan lewat di depan rumah Pak Paulus dan berseru, “Ayo, Pak Paulus berangkat bareng!” “Oke, siap…!” jawab Pak Paulus. “Eh, nanti yang memimpin Misa di rumah Pak Frans, Rama siapa, ya?” tanya Pak Timoti. “Hmmm, kayaknya Rama Xaverius,” jawab Pak Paulus. “Wahh…, Rama yang misanya cepat sekali itu, ya? Aku kok tidak terbantu, ya, merayakan Ekaristi secara tergesa-gesa,” kata Pak Timoti.

Perbincangan tadi sebenarnya berkisar tentang pentingnya merayakan liturgi, khususnya Ekaristi, dengan penuh khidmat dan tertata indah. Misa yang terlalu cepat seperti disebutkan di atas, jelas berlawanan dengan arti Ars Celebrandi. Ars Celebrandi merupakan seni merayakan liturgi secara tepat. Tindakan liturgi menyangkut tiga dimensi, yaitu: berpusat pada Kristus, merupakan tindakan seluruh Gereja, dan membawa kita pada perjumpaan dengan Allah. Semua yang terlibat dalam perayaan liturgi perlu menghayati liturgi bukan sekadar sebagai aturan dan ritus belaka. Liturgi adalah suatu Veritatis Splendor yakni kebenaran yang dinyatakan dalam keindahan (bdk. SC 41). Ars Celebrandi menjadi tanggung jawab dari semua yang hadir dan terlibat dalam perayaan liturgi. Ars Celebrandi ini tidak boleh dipahami sebagai suatu penampilan memukau saja. Perayaan liturgi bukan sebuah pertunjukan. Para pelayan liturgi bukanlah pemain drama. Ars Celebrandi menyangkut bagaimana kita merayakan iman dan perjumpaan dengan Allah yang hadir dengan indah, menyentuh, dan benar.

Semoga para imam, petugas liturgi, dan seluruh umat merayakan Ekaristi dengan penuh kekhidmatan, melaksanakannya sebagai suatu Ars Celebrandi, dan bukan asal sesuai aturan serta telah menyelesaikan tugasnya tetapi tanpa penghayatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *