Apa Itu KEK? Salah Satu Bentuk Devosi Ekaristi
Ketika seorang anak kecil mulai bisa berbicara, maka dia akan terus mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan atas apa pun yang dia lihat dan ataupun yang dia pegang. Biasanya terlontar kata-kata “apa ini?” Ketika orang tuanya atau abangnya berupaya menjelaskan, dia akan terus bertanya dengan pertanyaan yang sama “apa ini?”
Barangkall kita juga butuh disegarkan lagi dengan pertanyaan yang sama mengenai apa itu Kongres Ekaristi? Atau lebih lengkap lagi, apa itu Kongres Ekaristi Keuskupan atau KEK? Sebab KEK ini sempat menghebohkan jagat Gereja di Keuskupan Agung Semarang dan bahkan Gereja Katolik Indonesia. Gagasan awal Kongres Ekaristi dilontarkan oleh almarhum Mgr. Johanes Pujasumarta yang waktu itu menjadi Vikjen KAS, sebagai respon atas adanya peristiwa Kongres Ekaristi Internasional yang ke-49 di tahun 2008. Kongres Ekaristi Internasional ini diadakan setiap 4 tahun sekali. Sebetulnya, Kongres EKaristi adalah peristiwa rohani biasa tetapi sudah mengakar dalam Gereja Katolik, yaitu menjadi salah satu devosi dalam menghayati Sakramen Ekaristi. Ada beberapa macam devosi dalam Ekaristi seperti: Visitasi, Adorasi, dan juga Kongres Ekaristi. Hanya dalam bentuk Kongres Ekaristi ini perlu dilaksanakan dalam tempo yang lebih lama, baik dalam hitungan jam ataupun hari, dan melibatkan banyak orang dengan tema-tema pendukung yang semua mengarahkan bagaimana orang semakin terbantu untuk merayakan dan menghayati Sakramen Ekaristi.
Kongres Ekaristi ini disebut Kongres Ekaristi Keuskupan atau disingkat KEK kalau di selenggarakan di tingkat Keuskupan. Kalau diselenggarakan secara internasional oleh Gereja Katolik sedunia, maka disebut Kongres Ekaristi Internasional, Barangkali kalau penyelenggaranya adalah Gereja Katolik Indonesia atau oleh KWI, maka namanya akan meniadi Kongres Ekaristi Nasional. Tetapi yang terakhir ini belum pernah diadakan.