Di pintu utama suatu gereja terpasang tulisan demikian:”Datang terlambat, pulang duluan, kehilangan berkat Tuhan”. Tulisan tersebut dilatarbelakangi keprihatinan bahwa tidak sedikit umat yang datang terlambat untuk mengikuti Perayaan Ekaristi.Namun mereka bergegas pulang setelah menyambut Komuni tanpa menanti berkat dan pengutusan. Bagi mereka, yang penting adalah menyambut Komuni Kudus. Bagian tata Perayaan Ekaristi yang lain bisa dilewati. Apakah sikap seperti itu dapat dibenarkan?
Keyakinan bahwa Kristus hadir secara istimewa dalam rupa Komuni Kudus tidak keliru. Yesus sendiri dalam Injil hari ini mengatakan: “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang Kuberikan untuk hidup dunia” (Yoh 6:51). Namun tidaklah tepat jika menganggap bagian liturgi Ekaristi yang lain tidak penting. Yesus Kristus hadir dalam keseluruhan Perayaan Ekaristi. Hal itu ditegaskan dalam Konstitusi tentang Liturgi Suci bahwa Kristus hadir dalam Korban Misa, baik dalam pribadi pelayanmaupun terutama kedua rupa Ekaristi, dalam sakramen-sakramen,dalam sabda-Nya dan dalam komunitas Gereja (bdk. SC 7).
Mengikuti Perayaan Ekaristi berbeda dengan wisata kuliner di mana konsumen dapat datang dan pergi seenaknya. Kita perlu menyadari kehadiran Kristus dalam keseluruhan Perayaan Ekaristibahkanmulai dari sebelum Perayaan Ekaristi sampai dengan berkat dan pengutusan. Itulah sebabnya kita perlu datang sebelum perayaan dimulai agar dapat mempersiapkan diri dengan baik.Kita pun perlu menerima berkat pada akhir Perayaan Ekaristi agar kita mampu mengemban tugas perutusan dalam tugas sehari-hari.