Bersinergi Untuk Pengembangan Karya Misioner Gereja di Era Baru

Twitter
WhatsApp
Email
Unit Pengembangan Pastoral Misi (UPP Misi) merupakan salah satu unit pengembangan pastoral yang diharapkan dapat membuat kerangka besar untuk pengembangan dan pemberdayaan karya missioner Gereja. 

Unit Pengembangan Pastoral Misi (UPP Misi) merupakan salah satu unit pengembangan pastoral yang diharapkan dapat membuat kerangka besar untuk pengembangan dan pemberdayaan karya missioner Gereja.  Sejarah lahirnya UPP Misi tidak dapat dilepaskan dari sejarah keberadaan Komisi Karya Misioner (KKM) KAS.  Selain itu UPP Misi juga erat berkaitan dengan Karya Kepausan Indonesia (KKI) KAS dan lembaga Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM).

Untuk membangun Tim dan Jejaring Unit Pengembangan Pastoral Misi Keuskupan Agung Semarang,  UPP MISI KAS menyelenggarakan Pembekalan Tim UPP Misi KAS selama dua hari, Sabtu-Minggu (25-26 Mei 2021) di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (PPSM) dengan mengambil tema “Bersinergi Untuk Pengembangan Karya Misioner Gereja di Era Baru.”

Tujuan dari kegiatan pembekalan ini untuk memberikan pembekalan/penyegaran perihal karya missioner Gereja (misiologi) bagi Tim UPP Misi dan memunculkan gagasan-gagasan baru untuk program UPP Misi.

Romo Markus Nur Widipranoto, Pr selaku Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia menjadi Narasumber utama pembekalan Tim UPP Misi.

Kegiatan pembekalan ini dihadiri oleh Tim harian UPP Misi, KKM Kevikepan, jaringan tim litbang, alumni JLM/Jamnas/SOMA dan jaringan pemerintah.

Peserta pembekalan diajak untuk diskusi kelompok dengan materi bagaimana karya Misi Gereja dipahami oleh setiap JLM, SOMA, KKM Kevikepan serta program kerja yang akan dibuat.

 

Romo Markus Nur Widipranoto, Pr

Romo Markus Nur Widipranoto, Pr menyampaikan, Misi adalah setiap orang yang sudah dibaptis harus mewartakan cinta kasih Allah kepada sesama, salah satunya dengan berbagi dalam banyak bentuk.

Pada kegiatan pembekalan ini Markus Nur Widipranoto, Pr memperlihatkan kepada peserta perkembangan umat beragama yang ada di dunia, dan mengajak para peserta untuk menjadi ujung tombak pendampingan iman anak dan remaja.

Begitu pentingnya Misi, karena Misi menjadi jatidiri dan identitas Gereja, serta gaya hidup orang Katolik.

Gereja meyadari bahwa Misi adalah identitas maka selalu diulang-ulang terus pada ritus penutup perayaan ekaristi, “Ite misa est” “Pergilah, engkau diutus”.

Misi menurut konsili Vatikan II ada dua pengertian, “Prakarsa-prakarsa khusus, yang ditempuh oleh pewarta Injil utusan Gereja dengan pergi ke seluruh dunia untuk menunaikan tugas menyiarkan injil dan menanamkan Gereja diantara para bangsa atau golongan-golongan yang belum beriman akan Kristus, lazimnya disebut ‘misi’ (AG 6).

Tiga situasi Misi

1. Ad Gentes
Ada situasi yang menjadi tujuan kegiatan misioner Gereja : orang-orang, kelompok-kelompok dan konteks-konteks sosio-budaya di mana Kristus dan Injil-Nya tidak dikenal, atau di mana komunitas-komunitas Kristen belum cukup matang untuk dapat mewujudkan iman mereka di dalam lingkungan mereka sendiri dan memberitakannya kepada kelompok-kelompok yang lain.  Ini merupakan tugas perutusan kepada para bangsa (ad gentes) dalam arti sebenarnya.

2. Cura pastoralis
Ada komunitas-komunitas Kristen dengan tatanan-tatanan gerejawi yang memadai dan kokoh.  Mereka teguh dalam iman dan dalam kehidupan Kristiani.  Mereka memberikan kesaksian tentang Injil di lingkungan-lingkungan di sekitarnya, dan memiliki kepekaan terhadap komitmen untuk tugas perutusan universal.  Dalam komunitas-komunitas ini, Gereja melaksanakan kegiatan dan reksa pastoral.

3. Evangelisasi baru / Re-engavelisasi
Ada suatu situasi tengahan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki akar-akar Kristen lama, dan kadang-kadang di Gereja-gereja yang lebih muda juga, di mana seluruh kelompok yang dibaptis telah kehilangan makna iman dalam kehidupan, atau bahwa tidak lagi memandang, diri mereka sendiri sebagai anggota Gereja, serta mengarungi suatu kehidupan yang jauh menyimpang dari Kristus dan Injil-Nya.  Dalam hal ini apa yang diperlukan adalah suatu “evangelisasi baru” atau suatu “proses penginjilan Kembali”.

Peranan Komisi Karya Misioner (KKM)

1. Memupuk kesadaran dan tanggung jawab misioner umat :

  • Meningkatkan partisipasi aktif kaum awam dalam Gereja setempat.
  • Menumbuhkan panggilan misioner awam yang peduli akan misi Gereja sejagat.
  • Menanamkan semangat misioner awam mulai dari dalam keluarga.
  • Kaderisasi awam dalam mengembangkan karya misi Gereja.

2. Meningkatkan panggilan dan formasi misioner umum dan khusus :

  • Membina kesadaran misioner pada setiap jenjang : anak, remaja, kaum muda, pelajar, mahasiswa dan orang dewasa
  • Mempromosikan panggilan khusus untuk menjadi misionaris umam dan religious.

3. Meningkatkan  kepedulian misioner dalam semangat solidaritas dengan kebutuhan Gereja sejagat :

  • Memberdayakan umat yang menderita melalui doa, derma, kurban, dan kesaksian.
  • Memperhatikan kesejahteraan para misionaris yang diutus ke luar negeri.

4. Mengadakan refleksi, studi dan penelitian dengan kajian yang lebih terarah sesuai dengan kebutuhan Gereja :

  • Mempelajari pelbagai kegiatan misioner, metode/pola dan para petugas pastoral dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan yang lebih efektif.
  • Mempelajari konteks sosial-budaya dan cara menggereja yang lebih tepat dapat upaya membangun dialog kehidupan dengan pelbagai mitra dialog.
  • Mensosialisasikan/menyebarluaskan hasil penelitian dan refleksi misioner kepada Keuskupan dan seluruh umat.
  • Bekerjasama dengan Institut-institut Misiologi Lembaga Pendidikan Seminari Tinggi, dan Pusat-pusat Penelitian Sosial terpercaya.

Terdapat 4 dimensi misioner, yaitu edukasi misioner, formasio misioner, animasi misioner, dan selebrasi misioner.

Sebagai penutup romo  Fransiskus Yunarvian Dwi Putranto, Pr, selaku Direktur Diosesan KKI KAS, dan Ketua Unit Pengembangan Pastoral Misi KAS, serta Ketua Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner KAS menyampaikan  dua bidang pokok Unit Pengembangan Pastoral Misi (UPPM) antara lain :

 

Penelitian yang meliputi riset dan pengolahan data, diantaranya pendalaman soal misi yang memuat : Pengetahuan, penghayatan dan perwujudan serta menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang bisa membantu bidang-bidang terkait.

Pendampingan tim-tim yang berkarya di bidang semangat misi untuk menghasilkan “produk” modul dll.

Adanya sinergi UPPM utamanya KKI, KKM, MMM PAM, dengan unit pengembangan lainnya, dengan komisi-komisi lain yang terkait dan dengan yang lain sejauh memungkinkan, misalnya keuskupan lain, masyarakat umum, pemerintah (FKUP, dll).

Berikut peserta pembekalan TIM UPP Misi KAS

  1.  Fransiskus Yunarvian Dwi Putranto, Pr – UPP Misi
  2.  Benediktu Danarto Agung W, Pr – KKM Semarang
  3.  Sebastianus Prasetya Aditama Nagara, Pr – KKM Surakarta
  4.  Antonius Hendri Atmoko, Pr – KKM Yogyakarta TImur
  5.  Yustinus Andi Muda Kurniawan, Pr – KKM Yogyakarta Barat
  6.  Paulus Tri Ardianto – KKM Kedu
  7.  Raymundus Mukhlis Wiratmo – KKM Semarang
  8.  Kristiani Pratiwi – KKM Semarang
  9.  Chatarina Tiara – KKM Semarang
  10.  Felix Annga Rustam Rinjaya – KKM Surakarta
  11.  Chatarina Yosephine Presty Ary Murti  Widyastuti – KKM Surakarta
  12.  Gregorius Lindung Bawono Setiantoro – KKM Yogyakarta Barat
  13.  Yulita Rosi Hastaria – Tim SOMA KAS
  14.  Agustinus Suseno – Komsos Jogja Timur
  15.  Agnes Ida Witasari – Tim SOMA KAS
  16.  Monika Pietaningrum – JLM
  17.  Filipus Haryo Diwangkara – JLM
  18.  Fransiska Amara Nilam – JLM
  19.  Bernadus Agung Dwi Cahyo – JLM
  20.  Agustina Dwi Astuti – JLM
  21.  Agustinus Yulianto – UPP Misi
  22.  Aloysius Sugito – UPP Misi
  23.  Regina Caely Londoran – UPP Misi
  24.  Antonius Tri Usada Sena – UPP Misi
  25.  Martinus Boini – Bimas Katolik Kabupaten Magelang
  26.  Ch. Wigati – Jaringan Muntilan
  27.  Ignatius Tri Setia- KKM Kedu
  28.  Stanislaus Triyanto-SOMA
  29.  Ve Allesandra Nahini-KKM Yogyakarta Timur