Salah satu corak khas Komsos KAS adalah bekerja di bidang produktivitas dan kreativitas. Untuk menghadirkan Gereja yang kreatif dibutuhkan upaya terus menerus untuk berani: memahami dan menyelami umat/audiens, up to date, terus menerus belajar, mau berkolaborasi, terus mencoba membuat produk. Harapannya, Komsos KAS dapat menciptakan “penghubung” yang semakin berkualitas, baik secara audio-visual, audio, maupun tulisan. Tujuan dari “penghubung” berkualitas ini adalah untuk menyajikan informasi yang benar, valid dengan jelas dan tegas, namun tetap menarik dan berdampak.
Berkaitan dengan arah tersebut, diperlukan upaya-upaya kolaborasi antar lini Komsos KAS dan pembelajaran untuk menemukan terobosan-terobosan baru. Salah satunya diupayakan dengan menggelar acara GLENIKAN AKBAR KOMSOS KAS 2023 pada Minggu, 16 Juli 2023 bertempat di Wisma Salam Muntilan.
“Bicara dengan Hati”, menjadi tema Glenikan Akbar KOMSOS KAS 2023 yang diambilkan dari tema Hari Komunikasi Sedunia ke 57.
Glenikan Akbar KOMSOS KAS berlangsung selama dua hari, sebanyak 150 orang perwakilan Komsos paroki-paroki yang ada di Keuskupan Agung Semarang hadir di acara ini.
Romo H. Budi Purwantoro, Pr Kepala UPP Komunikasi KAS mengatakan, “Yesus ahlinya membangun jembatan, karena Yesus mau berkomunikasi dengan siapapun, bahkan dengan orang-orang yang disingkirkan , dan Yesus berbicara dengan hati.”
“Membangun jembatan, bukan tembok, dengan relasi face to face dan diperluas dengan media digital. Dunia digital memberi kesempatan seluas-luasnya, namun perlu diwaspadai, dunia digital juga memberi dampak buruk. Sebagai Komsos diharapkan menjadi pewarta gereja yang kreatif dan inovatif”, tutup Romo Budi.
Disesi kedua, Romo Petrus Dwi Purnomo A, Pr, koordinator KOMSOS KAS, mengatakan, “Ada 3 sumber komunikasi saat berelasi dengan orang lain, yaitu kepala, hati dan perut. Jika berkomunikasi dari kepala, maka logika, rasionalitas yang dipakai, sehingga muncul perdebatan, jika berkomunikasi dari perut, komunikasi ini bendasarkan pada insting-nafsu, dan jika berkomunikasi dari hati, yang mendasarkan pada emosi, empati dan expresi.”
Dari pertemuan Glenikan Akbar KOMSOS KAS, harapan besarnya para Komsos mencapai pada komunikasi dengan hati. “Komunikasi dengan hati selalu mengarah pada bentuk komunikasi yang ramah, siapapun yang membaca, mendengar dituntut untuk menyambut kita , berkolaborasi, berkomunikasi dan berelasi”, imbuh romo Ipung.
Live Streaming Tidak Cukup Lagi!
Dihari kedua Glenikan Akbar Komsos KAS (16/07/23) diisi dengan praktik menulis berita dan Film pendek. Untuk sesi pelatihan film pendek diisi oleh Fransiscus B Edgar, staf UPPK KAS, untuk jurnalistik diisi oleh Agung Purwandono, Pemimpin Redaksi Mojok.co .
Dalam materinya Edgar, menyampaikan pada masa pandemi Komsos paroki menjadi “anak emas” karena sangat dibutuhkan oleh gereja untuk pewartaan dengan kegiatan yang dilaksanakan diantaranya menyelenggarakan misa Online/live streaming. Dampak positifnya kemudian membuat lini media massa seperti youtube dibanjiri dengan konten-konten yang memuat kata kunci misa atau ekaristi.
Namun di masa endemi, Komsos perlu memikirkan kembali apa perannya dalam pewartaan. “Ketika misa sudah berjalan seperti biasa, live streaming sudah tidak cukup lagi. Bahkan bisa dibilang kuno. Kita perlu memikirkan cara-cara lain agar komsos bisa menjawab kebutuhan pewartaan”, jelas Edgar.
Menurut Edgar, ada beberapa agenda yang bisa menjadi lahan garapan Komsos, seperti membuat konten-konten positif yang dimuat di seluruh akun media sosial gereja. Tujuannya agar wajah gereja tetap hadir di zaman digital seperti sekarang ini.
Dalam diakusi juga terungkap, bahwa hierarki paroki belum seluruhnya mengetahui dan memahami bahwa kehadiran Komsos adalah entitas wajib bagi gereja sebagaimana tertuang dalam dokumen gereja Katolik Inter Mirifica.
“Melalui dokumen Inter Mirifica, Gereja menyadari bahwa ia sedang berada di dunia yang sedang berkembang, terutama dalam hal komunikasi sosial”, terang Edgar. Padahal itu menunjukkan bahwa Gereja menyadari bahwa jika digunakan dengan baik media sosial dapat menjadi sarana pewartaan yang efektif.
Pelatihan jurnalistik dibawakan oleh Agung Purwandono, seorang Pimpinan Redaksi Mojok.co. Beliau menyampaikan terkait dengan persepsi orang terkait dengan berita sudah berubah. “Berita yang bagus itu belum cukup, tapi harus sampai dibaca”, jelas Agung Purwandono.
Berita merupakan informasi, begitu pula informasi yang juga merupakan berita. Setelah 2 jam sesi mengenai teori-teori jurnalistik, dilanjutkan dengan praktek. Para peserta diberi waktu selama 7 menit untuk membuat tulisan dengan tema pengalaman yang lucu, menyedihkan, maupun menakutkan. Sekitar 5 orang peserta membacakan tulisannya dan langsung diberi masukan apa saja yang perlu ditambahkan supaya tulisan tersebut dapat menjadi bahan yang menarik untuk dibaca.
Glenikan Akbar KOMSOS KAS ditutup dengan misa perutusan yang dibawakan oleh tiga romo, yakni Romo H. Budi Purwantoro, Pr, Romo Petrus Dwi Purnomo Adi, Pr, Romo Ary Purnomo, Pr. Ketiga romo berpesan agar Komsos bisa meneladani Yesus dalam menjalin relasi dengan sesama, yakni berkomunikasi dengan hati. Dan membawa pesan Paus Fransiscus, agar Gereja membangun jembatan, bukan tembok untuk mewujudkan persaudaraan.
penulis : Seno, Wempi & Vani