Pak Gito tidak dapat pergi ke gereja selama pandemi Covid-19, karena sudah sepuh dan punya penyakit bawaan. Padahal, ia biasanya pergi ke gereja paling awal dan duduk paling depan. Teman-teman seusia Pak Gito juga banyak yang sementara ini terpaksa harus mengikuti Misa dari rumah demi kebaikan dirinya dan orang lain. Jumlah umat yang harus dikirim Komuni pun semakin banyak. Di lingkungan Pak Gito, biasanya yang dikirim Komuni hanya tiga orang. Sekarang, jumlahnya naik menjadi 20 orang. Prodiakon yang biasanya mengirimkan Komuni pun amat kerepotan.
Untuk memperlancar tugas pengiriman Komuni selama pandemi Covid-19 ini, Keuskupan Agung Semarang memberikan wewenang kepada Pastor Paroki untuk mengangkat asisten luar biasa pembagi komuni. Asisten luar biasa pembagi komuni adalah awam yang dipilih oleh Gereja untuk membagikan Komuni Suci kepada umat (bdk. Kan. 910§2; Kan. 230§3), sehingga mereka yang selama pandemi Covid-19 ini tidak dapat ke gereja karena alasan usia dan kesehatan, tetap dapat menerima Komuni.
Kita memang belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Sementara itu, kehidupan harus tetap berjalan. Asisten luar biasa pembagi komuni turut ambil bagian dalam menjamin jantung Gereja, yaitu Ekaristi, untuk tetap berdenyut, sehingga Gereja masih bisa tetap hidup.
Renungan dalam bentuk video dapat dilihat di: