Sasaran Pertemuan
Melalui pertemuan ini, seluruh umat diajak untuk mengawali penghayatan masa prapaskah dengan mensyukuri kemurahan belas kasih Allah. Dengan perasaan syukur tersebut, umat diajak untuk dengan kesungguhan dan kerendahan hati mewujudkan niat pertobatan selama 40 hari masa prapaskah.

Lagu Pembuka: “Terima Kasih Seribu”

Surya bersinar udara segar
Terima Kasih
Di tepi pantai ombak berderai
Terima Kasih

Reff: Terima kasih seribu oh
Terima kasih seribu
Pada Tuhan Allahku oh
Pada Tuhan Allahku
Aku bahagia kar’na dicinta
Terima kasih…

Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U : Amin
P : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus, beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar
Bapak-ibu dan saudara-saudari yang terkasih,
Lagu yang baru saja kita nyanyikan tadi pasti sudah tidak asing bagi kita. Sebuah lagu sederhana yang sering diajarkan ketika Pendampingan Iman Anak ini sesungguhnya memiliki makna yang cukup dalam. Namun demikian, apakah kita sudah sungguh-sungguh bersyukur atas kasih Allah yang telah kita terima? Mentari yang tidak pernah lupa bersinar setiap pagi. Udara segar yang selalu bisa kita hirup dengan gratis. Apakah kita sudah memyadarinya sebagai anugerah kasih Allah dan bersyukur atas itu?
Kita kini telah kembali memasuki masa Prapaskah. Kita patut bersyukur karena memiliki kesempatan selama 40 hari di masa Prapaskah ini untuk menghayati pertobatan demi menyiapkan hati menyongsong Hari Raya Paskah. Pada pertemuan pertama ini, kita akan diajak untuk menyadari betapa besar karunia kasih yang kita terima dari Allah Bapa. Sadar akan besar kasih-Nya ini yang kemudian akan mendorong kita pada gerak pertobatan. Oleh karena itu, marilah kita siapkan hati, mensyukuri limpah berkat Tuhan dalam hidup kita, dan dengan rendah hati mengakui dan menyesali kerapuhan dan dosa-dosa kita.

Seruan Tobat
Ulangan : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Selama kusembunyikan dosaku, batinku tertekan, dan aku mengeluh sepanjang hari.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Aku mengakui dosaku di hadapan-Mu, Tuhan dan kesalahanku tidak kusembunyikan.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Nasib orang berdosa sengsara belaka, tetapi orang yang percaya kepada Tuhan dilimpahi kasih setia.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

Doa Pembuka
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur boleh kembali memasuki masa prapaskah masa yang penuh rahmat ini. Kami mohon hadirlah di tengah-tengah kami dan kobarkanlah hati kami masing-masing dengan rahmat belas kasih-Mu. Demi Yesus Kristus Putera-Mu, yang bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
Amin.

Bacaan Kitab Suci
Pemandu dapat membacakan atau menunjuk salah satu umat yang hadir atau mengajak umat untuk bergiliran membacakan perikop Kitab Suci berikut.

Pembacaan Kitab Suci diambil dari Surat Rasul Yohanes yang Pertama (1 Yoh 3:1-6)

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.

Pendalaman Katekese
Dalam kesempatan ini, Pemandu WAJIB MENGAJAK UMAT UNTUK MEMBACA LEAFLET Gerakan APP dan menyampaikan beberapa gagasan pokok yang digali dari Kitab Suci yang baru saja dibacakan.

Berkaitan dengan gerakan APP, ada beberapa hal penting yang dapat disampaikan, yakni:
• Semangat baru dalam gerakan APP:
o APP bukan sekedar berpantang dan berpuasa sesuai tradisi Gereja, tetapi melalui gerakan APP, kita hendak membangun diri untuk semakin peduli terhadap sesama dan membangun kesejahteraan kaum KLMTD.
o Pantang dan puasa bukan sekedar menahan nafsu makan dan menjalankan ritual perayaan Paskah, tetapi kita sungguh diajak untuk BERMATI RAGA dan BERBAGI
• Gerakan APP menjadi Gerakan seluruh anggota keluarga:
o Gerakan APP bukan hanya aksi orang dewasa, tetapi menjadi gerakan bersama seluruh anggota keluarga yang melibatkan anak-anak,remaja, orang muda di tengah keluarga untuk bersama-sama belajar bermati raga dan berbagi dengan berbagai macam upaya, misalnya penyisihan uang saku, pengurangan uang jajan, penghematan pulsa, pengurangan kegiatan berjenis hiburan dan lain-lain.
• Kedisiplinan dalam mengupayakan pertobatan harian
o Sebagaimana masa prapaskah berlangsung selama 40 hari, marilah kita belajar untuk membangun kesungguhan dengan disiplin memanfaatkan masa 40 hari ini untuk membangun pertobatan, mati raga, dan semangat berbagi. Oleh karena itu, marilah kita juga belajar berdisiplin dalam mempersembahkan dana APP setiap hari, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
• Penghayatan Tema APP 2020:
o Kita patut bersyukur bahwa dengan tema-tema gerakan APP dari tahun ke tahun, aneka wujud pertobatan dan gerakan belarasa bersemi di tengah umat, terutama dalam memberi perhatian bagi mereka yang kurang mendapatkan perhatian di dalam Gereja dan di tengah masyarakat. Dengan fokus pastoral Keuskupan Agung Semarang 2020, yakni “Umat Katolik yang Transformatif”, kita boleh berharap bahwa gerakan APP dapat menjadi salah satu sarana dan kesempatan yang berdaya ubah di tengah umat dan masyarakat. Oleh karena itu, di penghujung periode ARDAS KAS yang pertama ini, seluruh umat beriman Keuskupan Agung Semarang diajak untuk menghayati tema gerakan APP 2020: “Bertobat, Terlibat, dan Berbuah Berkat”

Berkaitan dengan bacaan Kitab Suci yang dibacakan, kita dapat menggali beberapa inspirasi permenungan sebagai berikut:
• Hal pertama yang perlu disadari di sini adalah ‘…betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita…’ (bdk. 1 Yoh 3:1). Sakramen tobat sesungguhnya bukan bertitik pada dosa yang ada. Tobat lebih menekankan pada besarnya kasih kerahiman Allah. Meski manusia berdosa, kasih kerahiman Allah tetap tidak akan berubah. Kesadaran akan besarnya kasih Allah inilah yang kemudian menjadi motivasi dasar bagi kita untuk datang pada-Nya. Kita bertobat bukan karena agar menerima kasih Allah, tetapi justru karena kita telah menerima kasih Allah sehingga kita pun terdorong untuk bertobat. Tujuan akhir Allah dalam menjadikan kita anak-anak-Nya adalah agar kita terbebas dari belenggu dosa dan menjadi serupa dengan Putera-Nya Yesus Kristus sehingga turut ambil bagian dalam hidup kekal.
• Dosa memang adalah pelanggaran hukum Allah. Pelanggaran itu tetapi tidak selalu bersifat dasyat dan besar. Terkadang dosa-dosa itu merupakan hal-hal sepele tetapi sering kita lakukan, entah sadar atau tidak. Bahkan, ada dosa yang bisa dikatakan menjadi dosa ‘langganan’ setiap kali kita mengaku dosa di hadapan imam. Dosa ini biasanya Pada masa prapaskah ini, marilah kita merenung sejenak. Dosa-dosa macam apakah yang sesungguhnya telah membelenggu diri kita masing-masing pribadi? Dosa apakah yang seolah menjadi ‘langganan’ setiap kali kita melakukan pengakuan dosa? Niat apa yang bisa aku bangun agar tidak jatuh ke dalam dosa yang sama?

Membangun Niat
Pemandu mengajak umat untuk membayangkan lampu rambu lalu lintas (lampu bangjo) yang ada hampir di seluruh persimpangan jalan raya.
• Lampu merah melambangkan dosa yang membuat kita berhenti untuk maju menuju Allah. Mulailah merenungkan salah satu dosa ‘langganan’ yang tadi sudah dibahas.
• Lampu kuning melambangkan kecenderungan- kecenderungan yang mengarahkan kita untuk jatuh lagi pada dosa ‘langganan’ tersebut. Warna kuning yang melambangkan kehati-hatian mengingatkan kita untuk berhati-hati pada kecenderungan yang muncul tersebut.
• Lampu hijau melambangkan niat konkrit yang akan dilakukan agar tidak lagi ‘berlangganan’ dosa yang sama. Dengan menjalankan niat konkrit tersebut, kita kemudian bisa kembali berjalan lurus menuju Allah.
(Catatan: Niat ini bisa dituliskan dalam sebuah kertas sebesar KTP dan wajib dibawa setiap kali pertemuan di Minggu-Minggu berikutnya. Pemandu kemudian bisa memulai setiap pertemuan dengan menanyakan niat yang telah dibuat oleh masing-masing orang dan menanyakan perkembangannya.)

Doa Penutup
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Allah Bapa yang maha kuasa, kami bersyukur kepada-Mu atas Masa Prapaskah yang Kau anugerahkan kepada kami. Lewat Masa Prapaskah ini. Engkau menginginkan kami untuk menyadari dan mensyukuri betapa besarnya kasih-Mu itu. Atas kesadaran tersebut, kami mohon bimbingan-Mu agar dalam masa prapaskah ini kami Engkau mampukan untuk menyadari segala kelemahan dan dosa-dosa kami. Semoga karena rahmat-Mu, yang Kau limpahkah selama Masa Prapaskah ini, kami menjadi semakin suci dan semakin menyerupai Yesus Kristus Putra-MU, yang rela menderita sengsara, wafat dan bangkit untuk menyelamatkan kami. Sebab dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa (Amin).

Lagu Penutup: “Puji Syukur bagi Tuhan” (PS 594)

Puji syukur bagi Tuhan
Yang telah memanggil insan
Agar turut bahagia.
Dari dosa dibebaskan,
Hidup baru dicurahkan;
Jadi putra pilihan.

Iman kita dihidupkan,
Api cinta dinyalakan,
Arah pun diluruskan.
Abadilah hidup kita
Dalam cinta Allah Bapa
Bahagia selamanya.