Aku Diutus Bersama dan Bagi yang Lain | SOMA – Komisi Karya Misioner

Twitter
WhatsApp
Email

 

Komisi Karya Misioner Keuskupan Agung Semarang (KKM KAS) mengadakan School of Missionary Animators (SOMA). SOMA merupakan sarana kaderisasi bagi penggerak misioner, terutama remaja Katolik. Program ini sudah dimulai sejak tahun 2019, dan dilaksanakan dalam 3 tahapan.

Tahap pertama atau SOMA 1, dengan fokus menemukan kebanggaan sebagai remaja Katolik; SOMA 2, dengan fokus menumbuhkan keberanian, komitmen dan tanggung jawab sebagai remaja Katolik; dan SOMA 3, dengan fokus menjadi remaja yang memiliki kesadaran sosial bersama Gereja. Setiap tahap dilengkapi dengan pendampingan di paroki, remaja diminta untuk membuat tugas dan refleksi bulanan merujuk pada tema-tema dalam buku modul SOMA KAS. Dalam setiap tahap, proses ini berjalan selama satu tahun sebagai bagian dari kegiatan post-SOMA. Diakhir proses SOMA KAS ini dilanjutkan dengan perutusan para remaja kembali ke Kevikepan atau paroki masing-masing. Harapannya, proses SOMA KAS ini bisa dikembangkan dan dilanjutkan di tingkat Kevikepan dan Paroki.

Salah satu sesi kegiatan SOMA

Di awal pelaksanaan SOMA KAS, Tim SOMA KAS mengirimkan undangan kepada seluruh Tim Pendampingan Iman Remaja (PIR) paroki se-Keuskupan Agung Semarang. Sebanyak 69 Kedatangan peserta SOMA 3 KAS paroki menanggapi undangan dan terlibat dalam proses SOMA 1 KAS, dengan mengirimkan pendamping dan remaja. Pertengahan tahun 2020, dari jumlah awal yang ada, sebanyak 60 paroki masih melanjutkan proses pendampingan SOMA KAS ini. Yang dinyatakan naik kelas ke SOMA 2 KAS adalah mereka yang memenuhi syarat naik kelas, yaitu mengumpulkan 80% refleksi dan laporan bulanan pendampingan. Perjalanan SOMA 2 KAS tidaklah mulus, karena melewati masa pandemi covid 19, sehingga pendampingan secara luring jarang bisa dilakukan, namun bukan berarti pendampingan terhenti. Post SOMA masih bisa disiasati dilakukan secara daring oleh para pendamping, namun memang menjadi tantangan tersendiri bagi pendamping untuk bisa menghadirkan dinamika yang tetap hidup meski melalui daring dan tidak bisa mendampingi remaja secara langsung dalam mengerjakan tugas dan refleksi.

Salah satu kegiatan SOMA

Dalam tahap seleksi kenaikan kelas SOMA 2 ke SOMA 3, mempertimbangan situasi yang terjadi dalam proses pendampingan, maka penilaian tidak 100% dilihat dari pengerjaan tugas dan refleksi. Di akhir proses post SOMA 2, Tim memberikan tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan ke SOMA 3, yaitu dengan membuat video aksi yang berkaitan dengan salah satu tema dalam buku modul SOMA 2. Pendamping dan remaja mencari alternatif kegiatan yang tetap bisa dilakukan meski masih dalam situasi pandemi dan tetap mengutamakan prosedur kesehatan (prokes), aksi mereka itu kemudian di refleksikan dan didokumentasikan dalam bentuk foto maupun video. Dari seleksi kenaikan kelas ke SOMA 3, sebanyak 36 paroki yang dinyatakan lulus ke SOMA 3 KAS dan meneruskan proses pendampingan SOMA 3 di paroki masing-masing hingga selesai. Proses SOMA KAS sudah memasuki tahap akhir, yaitu pelaksanaan kegiatan SOMA 3 KAS di Wisma Salam, pelaksanaannya dibagi dalam 2 (dua) gelombang, yaitu: 1) tanggal 8-10 Juli 2022 untuk kevikepan Semarang dan kevikepan Kedu, dan 2) tanggal 29-31 Juli untuk kevikepan DIY Barat, kevikepan DIY Timur dan kevikepan Surakarta. 

Salah satu kegiatan SOMA

Tujuan SOMA 3 KAS adalah remaja belajar mengasah kepekaan dan belarasa terhadap pengalaman-pengalaman di dalam kehidupan sosialnya juga belajar mengenal dinamika analisis sosial. Tujuan ini akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan yang membantu remaja memahami poin-poin pokok Ajaran Sosial Gereja (ASG), mampu menggunakannya untuk melihat secara reflektif peristiwa-peristiwa sosial di sekitarnya dan berani mengambil tanggung jawab untuk andil membangun kebaikan bersama. Dalam proses SOMA 3 KAS ini, remaja membuat proyek sosial dengan tema-tema yang sesuai realitas-realitas sosial yang ada disekitar mereka. Beberapa tema dilakukan dengan terjun Sambutan Kepala Sekolah SOMA KAS langsung ke lokasi pengamatan agar benar-benar menemukan pengalaman sesuai realitas. Melalui proyek sosial ini remaja menemukan pengalaman, mengamati dan merefleksikan pengalaman yang didapat dari proses tersebut. Setelah proses SOMA 3 KAS ini selesai, remaja diutus kembali untuk berkarya di paroki mereka masing-masing. Diharapkan setelah kembali ke paroki, remaja bisa menjadi penggerak (animators), yang bisa mengajak dan menggerakkan lebih banyak remaja lain untuk mau terlibat dan melayani Gereja dan Tuhan.